Sutradara Joko Anwar langsung tancap gas belakangan ini. Setelah sukses dengan tayangnya Gundala, film horor arahannya yang berjudul ‘Perempuan Tanah Jahanam’ menyusul untuk tayang di layar lebar. FIlm ini sendiri udah tayang sejak 17 Oktober lalu di seluruh bioskop di Indonesia.

banner-ads

Film berhasil mencatatkan lebih dari 500 ribu penonton pada 4 hari pertama penayangannya. Wajar sih Bro, soalnya banyak orang emang menanti-nanti film ini. Sebelumnya, Joko Anwar berhasil melakukan reboot pada film horor klasik Indonesia, ‘Pengabdi Setan’.

Ngomong-ngomong soal Perempuan Tanah Jahanam, gue udah rangkum nih beberapa fakta menarik dari film horor ini, Bro.

 

Butuh 10 tahun untuk menggarap film ini.

Joko Anwar, selain jadi sutradara di film ini dirinya juga jadi penulis naskah. Dalam proses pengembangan ceritanya, Joko Anwar membutuhkan waktu sampai 10 tahun. Dirinya mengakui bahwa ini adalah proses penulisan naskah film terlama yang pernah dia lakukan. Dirinya juga mengatakan bahwa lamanya proses penulisan ini karena emang pengen naskahnya kelihatan lebih baik. Joko Anwar bahkan udah pernah berniat memulai produksi film ini sebelumnya tapi harus ditunda karena ingin membenahi naskah yang dia buat.

 

Kerjasama 3 negara dalam proses syutingnya.

Produksi film ‘Perempuan Tanah Jahanam’ ternyata hasil kolaborasi 3 negara, Bro. Film yang diproduksi oleh Base Entertainment ini adalah hasil kerjasama antara Indonesia, Amerika Serikat, dan Korea Selatan. Dalam proses produksinya, ada 4 rumah produksi yang terlibat yaitu Rapi Films dan Logika Fantasi (Indonesia), Ivanhoe Pictures (Hollywood), serta CJ Entertainment (Korea Selatan).

 

Joko Anwar menggunakan setting tempat dan dunia yang “organik”.

Joko Anwar mengungkapkan bahwa dirinya punya keinginan menciptakan dunia yang organik lewat film ‘Perempuan Tanah Jahanam. Maksud dari organik ini sendiri adalah latar tempatnya yang belum pernah digunakan sama sekali oleh film horor manapun. Tiga lokasi yang digunakan buat syuting film ini ada di Banyuwangi, Lumajang, dan Gunung Ijen. Bahkan nih Bro, Joko Anwar mengaku bahwa mereka syuting di desa yang benar-benar terpencil sampai para kru harus terlibat untuk menebas rumput dan semak-semak demi membuka jalur dan jalanan lokasi syuting. Latar sebuah desa yang ada di film tersebut ternyata udah ada sejak tahun ‘40-an. Lokasi tersebut merupakan tempat yang dibangun khusus untuk tempat tinggal para pekerja perkebunan karet yang ada di sekitarnya.

 

Joko Anwar sempat menolak untuk garap film horor.

Setelah sukses dengan ‘Pengabdi Setan’ pada 2017 lalu, Joko Anwar mengakui sempat menolak untuk jadi sutradara film horor. Menurutnya, hal tersebut agar dirinya gak terjebak di dalam zona nyaman. Bahkan, film yang ditolak gak cuma satu, tapi sampe tujuh film, Bro.

 

Berawal dari mimpi buruk Joko Anwar.

Ternyata Bro, kengerian yang ada di film ini bukan cerita sembarangan. Menurut Joko Anwar, film tersebut berawal dari mimpi buruknya sebelum penulisan naskah cerita. Joko Anwar bercerita, bahwa pada tahun 2008 lalu dirinya sering bermimpi buruk sedang berada di sebuah desa dan menyaksikan pertunjukan wayang. Hal ini dialaminya selama beberapa hari dan bikin gak bisa tidur. Akhirnya, Joko Anwar pun menuangkan apa yang dialaminya dalam mimpi tersebut menjadi sebuah naskah film.

Lo udah nonton film ini, Bro? Gimana, menurut lo serem gak filmnya?