Merdeka.com --- Libur Lebaran sudah di depan mata. Seperti tahun-tahun sebelumnya, kita bisa menggunakan momen liburan tersebut untuk pulang ke kampung halaman, mudik istilahnya.

banner-ads

Perjalanan tersebut meski terkadang disertai macet selalu membawa sensasi yang berbeda. Dari hiruk pikuknya kota besar, kita akan menikmati lanskap dan juga keunikan dari masing-masing kota yang kita lewati hingga sampai ke tempat tujuan. Meski tidak selalu menyoal tentang mudik, road movie juga menghadirkan sensasi yang sama. Film bergenre ini memaparkan kisah perjalanan tokohnya dari satu tempat ke tempat lainnya hingga sampai ke tujuan. Dalam penuturan kisahnya pun, penonton akan disuguhkan seperti apa rasanya menikmati pemandangan alam dan juga berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai tempat di Indonesia.

Bicara tentang road movie dan lanskap indah Indonesia, tepat rasanya kalau membahas sebuah film berjudul RAYYA CAHAYA DI ATAS CAHAYA. Sebuah road movie apik yang dirilis tahun 2012 lalu dengan bintang utama Titi Rajo Bintang dan Tio Pakusadewo.

Kisahnya tentang seorang diva dunia hiburan yang patah hati dan memutuskan bunuh diri. Namun bunuh dirinya bukan sekadar bunuh diri, ia ingin agar perjalanannya ke Bali untuk bunuh diri diabadikan dalam sebuah memoar. Gila bukan?

Hebatnya, premis yang apik tersebut dibungkus dalam visualisasi yang indah. Jumlah tokoh yang sedikit dalam filmnya pun memungkinkan sutradara Viva Westi untuk bermain-main dengan lanskap alam indah Indonesia sebagai settingnya. Ia bisa dengan leluasa menampilkan setting sawah, pasar, pelabuhan, perkampungan, bahkan kawah gunung yang khas dari Indonesia untuk dipadu dalam sajian gambar-gambar indah. Kalau memang kamu belum pernah berjalan-jalan keliling Indonesia, film ini bisa jadi obat rasa penasaranmu.

Sayang film yang puitisnya ini ditulis oleh Emha Ainun Najib ini tak begitu diminati oleh masyarakat. Filmnya hanya tayang dalam hitungan hari. Siapa di antara kamu yang menontonnya di bioskop kala itu? Pastilah tak banyak.

Padahal sebagai road movie, film ini secara komplet memperlihatkan lanskap indah Indonesia mulai dari Pelabuhan Ratu, Kawah Ijen, Pantai Parangtritis dan Taman Sari Jogjakarta, hingga indahnya Pantai Pandawa Bali.

1

Road movie ikonik yang lain dari perfilman Indonesia adalah 3 HARI UNTUK SELAMANYA (2007). FIlm yang disutradarai Riri Riza ini memang tak sekompleks RAYYA dari segi cerita, akan tetapi sensasi yang dihadirkan hampir sama. 3 HARI UNTUK SELAMANYA berkisah tentang dua saudara yakni Ambar (Adinia Wirasti) dan Yusuf (Nicolas Saputra) yang harus menempuh perjalanan darat dari Jakarta ke Jogja demi pernikahan sang kakak karena tertinggal pesawat.

Gejolak jiwa muda mereka pun timbul dalam perjalanan ke Jogja tersebut. Mereka tak langsung ke tujuan tapi berkeliling Jawa dahulu. Mulai dari Bandung, puncak Bogor, hingga Sendang Sono pun mereka kunjungi dalam perjalanan mereka.

Lantas apa istimewanya perjalanan mereka tersebut. Pergulatan batin dan juga proses mereka menjadi dewasa lah yang menjadi poin utamanya. Keduanya tak menyangka bahwa perjalanan selama 3 hari tersebut bisa menyadarkan mereka tentang siapa diri mereka sebenarnya dan hendak seperti apa mereka menjalani hidupnya. Oke bukan?

2

Road movie tak selamanya harus tentang alam dan filosofi hidup lho. Ada juga PUNK IN LOVE (2009) garapan Ody C Harahap yang lebih menekankan pada unsur komedinya. Kisahnya tentang empat sekawan, Arok (Vino G Bastian), Almira (Sarah Aulia), Mojo (Yogi Finanda), dan Yoji (Andhika Pratama) yang berniat melakukan perjalanan dari Malang ke Jakarta dalam waktu 5 hari saja. Semua itu untuk mencegah gebetan Arok menikah di sana.

Dengan gaya slengean dan juga isi kantong pas-pasan mereka pun pergi menuju Jakarta dengan menumpang kendaraan umum seperti bus bahkan truk pasir. Karena memang mereka buta arah, jadilah perjalanan mereka sampai ke tempat-tempat yang tak disangka seperti Gunung Bromo, Cepu, Semarang, dan Cirebon.

Dari kisah perjalanan mereka yang acak kadut ini justru penonton bisa ikut 'berkunjung' ke kota-kota di Indonesia. Ditambah dengan aksi kocak keempatnya seperti buang air di jendela bus, niscaya kamu bakal terhibur melihatnya.

Mau sajian yang lebih seru? MAMA CAKE (2012) karya Anggy Umbara bisa jadi pilihannya. Film yang dibintangi oleh Ananda Omesh, Boy Williams, dan Arie Dagienkz ini tak sekadar menyajikan sebuah kisah perjalanan saja lho. Lebih dari itu, film ini adalah sebuah petualangan yang menyisipkan tema filosofis dan religius. Jarak perjalanannya memang pendek yakni dari Jakarta ke Bandung, tapi sang sutradara dan penulis naskahnya bisa mengemasnya dengan rinci sehingga kamu bisa melihat tempat- tempat yang semula tak kamu sadari ada di antara kota Jakarta dan Bandung.

MAMA CAKE sendiri berkisah tentang perjalanan sehari semalam tiga orang sahabat, Rakha (Ananda Omesh), Willy (Boy William), dan Rio (Arie Dagienkz). Mereka punya satu misi yang harus diselesaikan yakni membeli sebungkus brownies Mama Cake langsung dari tokonya di Bandung. Mau tak mau ketiganya harus melakukannya sebab permintaan itu datang langsung dari nenek Rakha yang sedang kritis kondisinya.

Perbedaan karakter dan gaya hidup membuat ketiganya akhirnya berselisih paham ketika dalam perjalanan. Namun dari perselisihan tersebut akhirnya ketiganya menjalani sebuah proses pendewasaan diri. Berhasilkah mereka membeli browniesnya dari Bandung? Itu hanya bisa kamu tonton langsung dari filmnya.

3

Atau kalau mau ke luar Indonesia, kita bisa menikmati indahnya kota-kota di Eropa lewat film LAURA DAN MARSHA (2013). Dari kisah perjalanan dua sahabat, Laura (Prisia Nasution) dan Marsha (Adinia Wirasti). Memang filmnya tak akan terlalu menyorot tempat-tempat historis atau ikonik dari tiap-tiap kota yang ada, tapi paling tidak penonton bisa turut merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang backpacker di Benua Biru tersebut. Kita akan diajak masuk ke gang-gang kecil di Belanda, Jerman, dan Austria dalam penuturan kisahnya.

Genre road movie dengan keunikannya tersebut memang bukanlah yang paling populer di Indonesia, di luar negeri pun demikian. Meski demikian, sajian semacam ini bisa menjadi pilihan bagi kamu yang liburan Lebaran tahun ini tak sempat untuk mudik atau berlibur ke luar kota. Putar saja satu dari keempat film di atas, paling tidak kamu bisa merasakan seperti apa rasanya melakukan perjalanan ke kota-kota di Indonesia. Semua itu bisa dilakukan hanya dengan duduk manis. Selamat menonton.