Film zombie masih cukup sukses menjadi ramuan meraih ceruk keuntungan para sineas dari seluruh dunia.banner-ads

Tapi penyebab wabah dalam premis belakangan berubah cukup drastis dari yang kebanyakan adalah virus mutasi, percobaan genetik hewan atau kesalahan laboratorium militer macam Army of the Dead.

Premis bagaimana wabah menjangkiti manusia dan populasinya dalam genre zombie modern ini mendapat banyak sentuhan modifikasi sineas kreatif.

Baca Juga: Nih Jadinya Kalau Spider-Man Jadi Zombie





Setelah AotD garapan Zack Snyder, Netflix belum memberi napas yang menyenangkan para penonton zombie dengan kehadiran Kingdom: Ashin of the North, spin-off rasa prekuel dari series Kingdom.

Di masa mendatang kita akan disajikan film zombie berpremis wabah dari tanaman seperti franchise Kingdom asal Korsel yang sukses besar.

Series itu adalah The Last of Us yang diambil dari game konsol paling populer.



Ada kesamaan antara Kingdom dan The Last of Us. Keduanya adalah film zombie yang wabahnya menjalar akibat tanaman langka.

Kingdom terkenal dengan resurrection plant atau tanaman bunga berwarna ungu di lembah beku yang membangkitkan mayat hidup menjadi kanibal buas.

Sementara The Last of Us, setting pasca-apokaliptik suram, dunia dipenuhi dengan jamur Cordyceps yang membuat manusia menjadi kehilangan akal sehat dan bermutasi menjadi monster mengerikan.



Film zombie memang masih memiliki penggemar kuat. Adanya perubahan premis lebih segar terkait kontaminasi memang diperlukan untuk membuat cerita semakin segar dan tentunya punya elemen kejutan.

Kingdom punya kombinasi menarik. Lewat seriesnya karya Kim Seong hun ini menjadi magnetik karena menggabungkan sejarah kerajaan dengan segala intriknya diwarnai teror mayat hidup.

Lalu apakah The Last of Us yang dibintangi Pedro Pascal Cs akan sesukses Kingdom atau minimal menyamai sukses gamenya?