Indie sebenarnya bukanlah genre musik. Indie diambil dari kata independent. Artinya merdeka, bebas, mandiri, dan tidak bergantung.

banner-ads

Jadi, band indie merupakan aliran musik sama seperti pop, jazz, rock, metal, hip hop atau sebagainya adalah salah besar. Tapi lebih ke attitude dalam bermusik!

Di Indonesia, musisi indie sebenarnya mulai terlihat pada tahun 90-an. Tetapi pada saat itu indie lebih dikenal dengan musik underground yang identik dengan rock dan metal. Hanya sedikit band non metal yang menempuh jalur indie saat itu, salah satunya band Pure Saturday.

Baca Juga: Deretan 20 Lagu & Musisi Indie Indonesia Karya Terbaik

Pure Saturday merupakan band berasal dari Bandung, yang dibentuk pada tahun 1994 oleh Muhammad Suar Nasution (vokal, gitar), Aditya Ardinugraha (gitar), Yudistira Ardinugraha (drum), Ade Purnama (bass), Arief Hamdani (gitar). Bisa dibilang, Pure Saturday pelopor lahirnya banyak grup musik indie pop di Indonesia.

Album perdana Pure Saturday yang pertama yaitu Pure Saturday dirilis pada 1996 dan sukses terjual sebanyak 5000 kopi melalui majalah remaja Hai.

Hingga akhirnya, pada 2002, band yang juga berasal dari Bandung yaitu Mocca, berhasil menjadi Band Indie yang lagunya hits di semua radio. Sejak itu keran musisi band indie mengalir deras.

Nah, untuk mengingat kembali masa-masa indah Lo, berikut ini 20 Lagu dan Musisi Band Indie Era 2000-an Paling Populer:

1. Secret Admirer - Mocca

Band Indie Mocca - Secret Admirer

Baca Juga: 15 Lagu Indie Paling Populer di Spotify

Mocca beranggotakan Riko Prayitno (gitar), Arina Ephipania (vokal dan flute), Achmad Pratama (bass), dan Indra Massad (drum).

Mocca pertama kali muncul dalam kompilasi Delicatessen yang rilis pada 2002 dengan lagu Secret Admirer, dan langsung merebut hati penggemar.

Akhirnya, Mocca merilis album mereka "My Diary" di tahun yang sama lewat label Fast Forward Record. Album ini pun meledak di pasaran. Lagu Secret Admirer pun menjadi hits di mana-mana.

2. Lingkar Labirin - The Brandals

Band Indie The Brandals - Lingkar Labirin

The Brandals resmi dibentuk pada tahun 2003 walaupun sebelumnya band ini telah lahir pada tahun 2001 di Jakarta dengan nama The Motives.

The Brandals digawangi oleh Rully Anash (drummer), Mochammad Bayu Indrasoewarman (gitaris), Tonny Dwi Setiaji (rhythm gitar), Dodi Widyono (bassist), dan yang terakhir adalah Eka Anash yang didaulat menjadi vokalis. Musik The Brandals kebanyakan merupakan pengaruh dari The Rolling Stones, The Clash, The Who, bahkan gitaris legendaris Jimi Hendrix pun juga mempengaruhi proses bermusik mereka.

Eka Anash Cs berani mengeluarkan album pertama mereka yang bertajuk THE BRANDALS. Tak disangka, album yang dirilis di bawah Sirkus Record ini berhasil terjual sebanyak 7500 kopi. Sebuah pencapaian yang luar biasa bagi sekelas band indie yang baru berdiri 2 tahun. Lagu Lingkar Labirin pun menjadi andalan utama dari album tersebut.

3. Matraman - The The Upstairs

Band Indie The Upstairs - Matraman

The Upstairs dibentuk pada 5 Oktober 2001 oleh Jimi Multhazam (vokalis) dan Kubil Idris (gitaris). The Upstairs terpengaruh musik dari band-band beraliran new wave seperti A Flock of Seagulls, Devo, Depeche Mode, hingga Joy Division.

The Upstairs merilis album pertama mereka yang bertitel Matraman di bawah indie label Sirkus Rekord pada tanggal 14 Februari 2004. Pada zaman itu, 100 keping CD MATRAMAN ludes dalam dua jam merupakan pencapaian yang keren banget.

Ada banyak single keren yang ada di album pertama The Upstairs, namun yang ikonik adalah Matraman.

"Demi trotoar dan debu yang berterbangan..Ku bersumpah..Demi celurit, mistar dan batu terbang pelajar..Ku ungkapkan..Atas nama orang-orang..Berdatangan ke utara..Kau kan ku jelang..Kan ku persembahkan..Sekuntum mawar..Aku di Matraman..Kau di Kota Kembang," penggalan lirik The Upstairs.

Tak hanya musik yang berbeda, The Upstairs juga memiliki ciri khas saat tampil di atas panggung dengan memadukan pakaian berwarna kontras. Misalnya, celana merah yang berpadu dengan jaket kuning atau celana hijau muda yang dipadukan dengan kemeja berwarna hitam. Gaya itu pun akhirnya menjadi gaya andalan para Modern Darling, sebutan fans The Upstairs.

4. Konservatif - The Adams

Band Indie The Adams - Konservatif

Buat lo yang mendengarkan musik indie awal tahun 2000-an pasti nggak asing lagi dengan The Adams. Formasi awal grup band The Adams terdiri atas Ario Hendarwan (vokal/gitar), Bawono Adhiantoro (drum), Martino Runtuhaku (gitar) dan Setyo Dwiharso (bas).

The Adams terkenal lewat aransemen yang menggabungkan musik sarat distorsi ala garage rock dengan harmonisasi vokal yang manis didengar.

Band bergenre power pop ini kian melambung berkat lagu fantastik mereka berjudul Konservatif yang mencuri banyak perhatian penikmat musik tanah air. Lagu Konserfatif semakin hits setelah menjadi soudtrack Janji Joni, film sukses garapan Joko Anwar.

5. Somos Libres - Sore

Band Indie Sore  Somos Libres

Sore atau Sore Ze band adalah band yang berasal dari Jakarta yang dibentuk pada 2002. Sore memiliki keunikan yaitu semua anggotanya bermain musik dengan kidal.

Sore sudah beberapa kali berganti personel, namun formasi awalnya adalah Ade Firza Paloh (gitar, vokal), Awan Garnida (bass, vokal), Reza Dwiputranto (gitar, vokal), Bemby Gusti (drum, perkusi, vokal), Ramondo Gascaro (piano, keyboard, gitar, vokal). Semua anggota Sore ambil bagian sebagai vokalis dalam setiap album-albumnya.

Centralismo adalah album studio pertama dari Sore. Album ini mendapat predikat Five Asian Albums Worth Buying oleh Time Magazine Asia pada tahun 2005. Selain itu, album ini menduduki peringkat 40 dalam 150 Album Indonesia Terbaik terbitan majalah Rolling Stone Indonesia edisi #32 bulan Desember 2007.

Dari album Centralismo, lo wajib dengerin lagu Somos Libres!

6. Windu & Defrina - White Shoes & The Couple Company

Band Indie The White Shoes & The Couple Company

White Shoes & The Couples Company terbetuk pada tahun 2002 di Jakarta. Musik band itu terpengaruhi dari lagu-lagu tahun 70-an. Begitu juga dengan penampilannya.

Formasi pertama White Shoes & The Couples Company menghadirkan banyak personel, yaitu Sari (vokal & violin), Rio (gitar rythm), serta Saleh (gitar melodi). Setelahnya, Sari dan Rio mengajak sepasang suami istri, Ricky untuk mengisi posisi bass dan cello, serta Mela pada posisi keyboard, piano dan viola. Terakhir, Ricky mengusulkan untuk merekrut kenalannya, John Navid untuk menduduki posisi drummer.

White Shoes & The Couples Company merilis debut albumnya pada tahun 2005 lewat label Aksara Records dan didistribusikan oleh Universal Music Indonesia. Selain itu White Shoes & The Couples Company juga turut mengisi album soundtrack Janji Joni.

Kerennya, Tak hanya berkiprah di Indonesia, White Shoes & The Couples Company juga menandatangani kontrak dengan Minty Fresh Records, sebuah label rekaman yang berasal dari Amerika Serikat.

Ada banyak single keren di album perdana White Shoes & The Couples Company, tapi Windu & Defrina menjadi salah satu lagu yang memorabble.

7. Black Amplifier - The S.I.G.I.T

Band Indie The S.I.G.I.T  Black Amplifier

The S.I.G.I.T berasal dari Bandung, Indonesia. Grup musik ini terdiri dari Rektivianto "Rekti" Yoewono (vokal, gitar), Farri Icksan Wibisana (gitar), Aditya "Adit" Bagja Mulyana (bass), dan Donar "Acil" Armando Ekana (drum).

Musiknya yang rock and roll hadir saat derasnya aliran pop Melayu. Kondisi ini otomatis membuat band Bandung ini diperhitungkan publik.

Mereka memiliki tiga album studio dan dua EP: Visible Idea of Perfection (2007) dan Detourn (2013) ; S.I.G.I.T. (2004) dan Dyslexia berpisah dua yang dirilis secara terpisah pada tahun 2009 dan 2011.

The S.I.G.I.T memiliki segudang prestasi. Mereka pun menjadi salah satu band indie yang memiliki tur di luar negeri. Mereka pun sempat menggelar tur di Amerika Serikat pada 2009 tepatnya di tanggal 15 Maret 2009 di Thee Parkside, San Fracisco, California. Tanggal 19 Maret 2009 di SXSW, Austin, Texas dan 25 Maret 2009 di Whiskey A Go Go, di Los Angeles, California.

Menurut LAzone.id, dari semua lagu The S.I.G.I.T lo wajib dengerin Black Amplifier.

8. Am I Robot? - Goodnight Electric

Band Indie Goodnight Electric - Am I Robot

Pada tahun 2003, Goodnight Electric hadir lewat musik yang beraliran synthpop. Goodnight Electric mencoba mengkombinasikan musik electro, pop dan new wave dengan menggunakan synthesizer dan komputer sebagai media utamanya.

Dibentuk di Jakarta oleh Henry Irawan yang dikenal dengan nama panggungnya, Henry "Batman" Foundation, Goodnight Electric  terinspirasi dari musisi di era awal 80-an dan 90-an seperti Depeche Mode, The Cure, Kraftwerk, Yazoo, Belle and Sebastian dan The Lightning Seeds.

Didukung oleh Bondi Goodboy dan oomleo dalam pertunjukan live, Goodnight Electric berkembang menjadi sebuah formasi trio dance group.

Pada 2004 lewat HFMF Records, Goodnight Electric merilis album perdana dengan singel andalan "Am I Robot?".

9. Cinta Melulu - Efek Rumah Kaca

Band Indie Efek Rumah Kaca  Cinta Melulu

Dibentuk pada 2001 oleh Cholil Mahmud (vokal utama, gitar), Poppie Airil (vokal latar, bass), Akbar Bagus Sudibyo (drum, vokal latar), dan Reza Ryan (gitar), Efek Rumah Kaca menghadirkan lagu-lagu banyak memotret keadaan sosial masyarakat di Indonesia.

ERK merilis album studio pertama pada tahun 2007 dan didistribusikan oleh Paviliun Records. Tema dalam album ini sangat beragam mulai dari soal lingkungan hidup, sosial, gaya hidup, politik hingga soal cinta.

Lagu Cinta Melulu pun menjadi hits dari album tersebut.

10. Tergila – Rocket Rockers

Band Indie Rocket Rockers - Tergila

Dari ranah punk, Lo wajib dengerin lagu-lagu milik Rocket Rockers. Band ini sebenarnya sudah terbentuk pada tahun 1998.

Meski sudah manggung dimana-mana, baru pada tahun 2002, Rocket Rockers merilis album pertama yang berjudul Soundtrack For Your Life. Album  dirilis dibawah naungan OffTheRecords. Album tersebut mencapai penjualan 15.000 copies lebih.

Dari album itu, lo wajib dengerin lagu Tergila.

11. Slo Mo Smile - Bottlesmoker

Band Indie Bottlesmoker - Slo Mo Smile

Sejak tahun 2005, Bottlesmoker yang terdiri dari Anggung "Angkuy" Suherman dan Ryan "Nobie" Adzani telah mulai menciptakan musik eksperimental dalam cakupan genre pop elektronik yang disebut indietronic instrumental.

Pada tahun 2006, Bottlesmoker merilis album pertama mereka, Before Circus Over secara gratis di Myspace  Pada tahun 2008 , Bottlesmoker mendapat tawaran untuk merilis album kedua Slow Mo Smile oleh Probablyworse Records asal Amerika Serikat.

Meski nggak sing along, Lo wajib dengerin Slow Mo untuk menambah wawasan Lo soal musik indie Indonesia.

12. Taifun - Barasuara

Band Indie Barasuara - Taifun

Hadir pada 2015, Barasuara menarik minat banyak penikmat musik lewat album Taifun. Bahkan banyak musisi yang memuji musikalitas  Iga Massardi (vokal/gitar), TJ Kusuma (gitar), Gerald Situmorang (bass), Marco Steffiano (drum), Asteriska (vokal), Puti Chitara (vokal).

Salah satunya datang dari gitaris Slank, Abdee Negara, menyebut bahwa Barasuara "keren dan berani".

13. Akad - Payung Teduh

Band Indie Payung Teduh - Akad

Payung Teduh terbentuk pada akhir 2007 dengan formasi Is (vokalis) dan Comi (kontra bass). Mereka pun menambah personel di tahun berikutnya, yaitu Cito (drum) dan Ivan (gitarlele dan terompet).

pada tahun 2010 Payung Teduh merilis album indie pertamanya. Banyak lagu-lagu bagus di album perdana Payung Teduh seperti Kucari Kamu, Berdua Saja, Menuju Senja, Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan. Namun, lagu Akad yang paling sukses melambungkan nama mereka.

14. Aku Tenang - Fourtwnty

Band Indie Fourtwnty - Aku Tenang

Tak bisa dipungkiri lagi, band indie paling populer saat ini adalah Fourtwnty. Fourtwnty yang beranggotakan Ari Lesmana, Nuwi dan Roots aktif mulai 2010. Band yang mengusung genre folk ini berasal dari Jakarta.

Namun, di balik kesuksesan Fourtwnty, ada kerja keras dari para personilnya. Meski tidak sesuai dengan passionnya, sang vokalis Ari pun sempat bekerja di Bursa Efek Jakarta dan Bank.

Selama dua tahun, Ari yang merupakan sarjana S2, berprofesi sebagai marketing bank yang beroperasi di mall-mall Jakarta.

Namun, karir musiknya pelan-pelan bersinar lewat lagu 'Aku Tenang'. Lagu itu cukup populer di kalangan musisi jalanan. Mereka pun tahu lagu itu dari YouTube. Bahkan, bisa dibilang lagu itu lebih ngetop dibanding nama Fourtwnty.

15. Worth It - Stars and Rabbit

Band Indie Stars and Rabbit - Worth It

Elda Suryani dan Adi Widodo (gitar) membentuk Stars and Rabbit pada awal 2011. Pada awal kemunculannya, Stars and Rabbit menulis lirik dalam bahasa Inggris yang salah satunya melahirkan lagu Worth It. Kerennya, mereka pun mendapat sambutan baik dari pendengar musik di Indonesia dan Inggris.

Worth It merupakan single perdana yang dirilis oleh Stars and Rabbit pada tahun 2011. Mereka pun merilis album perdana (EP) pada 2013 dengan tajuk Live at Deus.

Untuk mempromosikan album itu, Stars and Rabbit melakukan tur Constellation Asian Tour 2015 yang digelar berbagai kota dari negara di Asia seperti Shenzhen, Hong Kong, Manila, hingga Guangzhou.

16. Endah N Rhesa

Band Indie Endah N Rhesa

Pada tahun 2005, Endah dan Rhesa merilis album Nowhere To Go secara independen. Album tersebutlah yang mengukuhkan formasi duo Endah N Rhesa yang musiknya bergenre Folk, Jazz, Blues, Rock N Roll dan Ballads.

Endah N Rhesa memperoleh penghargaan Rookie of The Year 2010 dari majalah Rolling Stone Indonesia. Album Nowhere To Go juga memperoleh penghargaan Karya Produksi Alternatif Terbaik dari Anugerah Musik Indonesia (AMI).

17. Honeymoon On Ice - The Trees and The Wild

Band Indie The Trees And The Wild - Honeymoon on Ice

The Trees and The Wild adalah hasil perpaduan dari tiga orang sahabat yakti Iga, Andra, dan Remedy. Dengan mengusung Musik akustik sederhana, mudah dicerna dan sangat minimalis membuat The Trees and The Wild selalu di tunggu penampilannya oleh para pecinta Indie musik tanah air.

The Trees & The Wild mengawali kariernya dengan merilis album pertama, yang berjudul Rasuk dirilis pada tahun 2009. Pada tahun 2010, mereka menambahkan tiga personilnya, yakni Hentri Nur Pamungkas (drum), Charita Utami (vokal) dan Tyo Prasetya (bass gitar) untuk melengkapi posisi mereka dari trio berubah format menjadi grup musik.

Oh iya, dua tahun kemudian Iga Massardi memutuskan untuk keluar karena berbedaan visi. Ia pun mulai membentuk Barasuara.

18. Sunshine - The Panturas

Band Indie The Panturas - Sunshine

The Panturas merupakan band surf rock asal Jatinangor ini. Musiknya yang unik membuat band yang beriskan Abyan Zaki (vokal/gitar), Rizal Taufik (gitar), Surya Fikri alias Kuya (drum), dan Bagus Patrias (bass), sering tampil sebagai line up acara-acara musik beberapa tahun belakangan ini .

Nama The Panturas dipilih berdasar nama dari band The Ventures, band asal Amerika, yang kemudian diplesetkan menjadi The Panturas.

Pada tahun 2018 The Panturas telah merilis satu buah EP yang diberi judul “Mabuk Laut” di bawah label La Munai Records. Single perdana yang didaulat dari album mini ini adalah lagu "Sunshine"

19. Camkan - .Feast

Band Indie Feast - Camkan

.Feast adalah salah satu band rock asal Jakarta yang aktif pada tahun 2012. Mereka terdiri dari beberapa mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia, yaitu Daniel Baskara Putra, Adnan Satyanugraha Putra, Dicky Renanda Putra, Fadli Fikriawan Wibowo, dan Adrianus Aristo Haryo.

Awal karir mereka dimulai pada tahun 2014 dimana mereka merilis single yang berjudul “Camkan” yang mencertakan tentang kebebasan beragama.

20. Rindu - Banda Naira

Band Indie Banda Naira - Rindu

Banda Neira merupakan grup musik hasil proyek iseng Ananda Badudu dan Rara Sekar. Nama band mereka pun muncul setelah ditodong panitia ketika akan tampil di sebuah acara.

Musik mereka pun terpengaruh dari Bon Iver, Feist, Sore dan lagu Stars berjudul Your Ex-lover is Dead.

Keisengan mereka sukses melahirkan album EP yang diberi nama “Di Paruh Waktu yang terdiri dari empat buah lagu yakni "Di Atas Kapal Kertas", "Ke Entah Berantah", "Kau Keluhkan", dan "Rindu" (musikalisasi puisi Subagio Sastrowardoyo).

Demikianlah 20 Lagu dan Musisi Band Indie Era 2000-an Paling Populer versi LAzone.id. Gimana menurut Lo?