Setelah menanti lebih dari 20 tahun sejak perilisan album Parachutes, Coldplay akhirnya akan mengadakan konser mereka di Indonesia. Konser mereka akan dihelat di Stadion Gelora Bung Karno pada 15 November 2023.

banner-ads

Konser Coldplay langsung disambut meriah oleh fans dan penggemar musik di Indonesia. War tiket Coldplay pada 19 Mei 2023 berlangsung sangat sengit. Bahkan, tiket kategori 'Ultimate Experience' seharga Rp 11 juta langsung ludes terjual hanya dalam hitungan 15 menit.

Nah, apakah Lo ikut kebagian tiketnya? Kebagian atau nggak, Lo tetap wajib simak nih fakta-fakta yang sangat menarik dari band Coldplay:

1. Asal Usul Nama Coldplay, Berawal dari Duo Lalu 3x Ganti Nama!

Baca Juga: Lagu Coldplay Paling Galau Bagi Chris Martin

Asal usul Nama Coldplay

Coldplay memiliki sejarah yang menarik terkait asal usul namanya. Awalnya, band ini dibentuk oleh dua orang, Chris Martin dan Jonny Buckland, di Universitas College London pada tahun 1996. Saat itu, mereka membentuk sebuah duo musik dengan nama Pectoralz. Namun, setelah Guy Berryman bergabung sebagai bassis dan Will Champion sebagai drummer, mereka merasa perlu untuk mengubah nama band mereka.

Pada tahun 1997, band ini mengganti nama mereka menjadi Starfish karena merasa bahwa nama tersebut lebih cocok dan mewakili musik mereka. Namun, setelah merilis dua single dengan nama baru tersebut, mereka menyadari bahwa sudah ada band lain dengan nama yang sama. Akhirnya, mereka kembali mencari nama baru yang unik dan mudah diingat. Pada tahun 1998, band ini akhirnya menemukan nama yang tepat, yaitu Coldplay. Nama ini diambil dari sebuah buku kumpulan puisi berjudul "Child's Reflections: Coldplay" yang ditulis oleh teman sekolah Chris Martin.

2. Tahun 2006, Memiliki Studio Sendiri di Sebuah Toko Roti

Studio Musik Coldplay, Toko Roti

Coldplay memiliki fakta menarik terkait studio rekaman mereka yang tidak biasa. Studio rekaman Coldplay sebenarnya berada di dalam toko roti di London, Inggris. Toko roti ini bernama Bakery Studio dan terletak di dekat Portobello Road.

Baca Juga: Nih 10 Lagu Coldplay Paling Populer Beserta Maknanya

Studio rekaman di dalam toko roti ini menjadi tempat dimana Coldplay merekam beberapa album terkenal mereka, termasuk "Viva la Vida or Death and All His Friends" dan "Mylo Xyloto".

3. Personil Band Bukan Dari Lulusan Jurusan Tak Biasa

Personil Band Coldplay Lulusan Tak Biasa

Salah satu fakta menarik tentang personil band Coldplay adalah bahwa mereka bukan berasal dari lulusan jurusan musik. Chris Martin, vokalis band, sebenarnya lulus dari jurusan antropologi di University College London.

Sementara, Jonny Buckland, gitaris, belajar matematika di University College London. Guy Berryman, bassist, mengambil jurusan teknik ilmu bahan di University College London. Sementara itu, Will Champion, drummer, menempuh pendidikan dalam bidang arkeologi di University College London.

4. Tahun 1999, Will Champion sempat dikeluarkan dari Coldplay

Will Champion Sempat dikeluarkan Coldplay

Baca Juga: 5 Konser Terbaik Coldplay

Tahun 1999 adalah tahun yang penting dalam perjalanan band Coldplay, karena pada tahun itu, Will Champion, drummer band ini, sempat dikeluarkan dari formasi Coldplay. Pada awal pembentukan band, Will Champion awalnya berperan sebagai pemain gitar dan vokal latar, bukan drummer. Namun, saat itu band menghadapi kesulitan menemukan seorang drummer yang cocok untuk bergabung.

Akhirnya, Chris Martin, Jonny Buckland, dan Guy Berryman memutuskan untuk memberi Will Champion kesempatan sebagai drummer. Namun, setelah beberapa bulan bermain bersama, mereka merasa bahwa kemampuan Will Champion sebagai drummer belum sepenuhnya sesuai dengan harapan mereka. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk mengeluarkannya dari band sementara.

Namun, Will Champion tidak menyerah begitu saja. Ia memutuskan untuk belajar drum dengan giat dan memperbaiki keterampilannya secara mandiri. Setelah beberapa bulan berlatih, Will Champion kembali ke Coldplay dan berhasil membuktikan kemampuannya yang telah berkembang pesat.

5. Disebut Ada Anggota Band Coldplay Ke-5

Anggota Band Coldplay Ke-5

Fakta menarik Coldplay lainnya adalah mereka juga memiliki anggota kelima yang sering turut serta dalam penampilan mereka. Namanya adalah Phil Harvey.

Phil Harvey bukanlah seorang musisi, tetapi ia adalah seorang teman dekat dan manajer jangka panjang Coldplay. Sejak awal pembentukan band, Phil Harvey telah menjadi bagian integral dari perjalanan mereka. Ia tidak hanya bertanggung jawab atas manajemen dan koordinasi jadwal band, tetapi juga terlibat dalam proses kreatif, pengambilan keputusan, dan produksi musik mereka.

Peran Phil Harvey sebagai anggota kelima dalam Coldplay menunjukkan betapa pentingnya peran luar panggung dalam keberhasilan sebuah band. Dukungan, visi, dan dedikasi yang ia berikan selama bertahun-tahun telah membantu Coldplay meraih kesuksesan internasional dan menjadikan mereka salah satu band terbesar di dunia.

6. Low Profile, Coldplay Masih Gunakan Transportasi Umum

Coldplay Menggunakan Transportasi Umum

Meskipun mereka adalah bintang internasional dengan akses ke berbagai fasilitas mewah, personel Coldplay tetap memilih untuk menggunakan transportasi umum sebagai salah satu cara mereka bergerak dari satu tempat ke tempat lain.

Chris Martin, Jonny Buckland, Guy Berryman, dan Will Champion, diketahui sering menggunakan kereta api, bus, dan transportasi publik lainnya ketika mereka bepergian di berbagai kota dan negara. Mereka menyadari dampak negatif dari penggunaan kendaraan pribadi terhadap lingkungan dan berusaha untuk mengurangi jejak karbon mereka dengan memilih alternatif yang lebih berkelanjutan.

7. Pernah Rugi Demi Penggemarnya "Coldplayers"

Coldplay Pernah Rugi Demi Penggemarnya

Fakta menarik tentang Coldplay adalah bahwa mereka pernah mengalami kerugian finansial demi menghargai dan mempersembahkan pengalaman istimewa bagi penggemar mereka.

Pada tahun 2017, saat merencanakan tur dunia "A Head Full of Dreams", Coldplay memutuskan untuk membatasi harga tiket agar tetap terjangkau. Mereka menyadari bahwa beberapa penggemar mereka mungkin tidak mampu membayar harga tiket yang mahal dan ingin memastikan bahwa setiap penggemar memiliki kesempatan untuk menyaksikan pertunjukan mereka secara langsung.

Keputusan tersebut berdampak pada kerugian finansial bagi Coldplay, namun mereka memilih untuk mengutamakan pengalaman dan kebahagiaan penggemar mereka daripada keuntungan.

8. Tampil Maksimal Hingga Pernah Ledakkan Piano Saat Konser

Coldplay Pernah Meledakan Piano Saat Konser

Coldplay, band terkenal dengan penampilan panggung yang spektakuler, pernah menghadirkan momen yang tak terlupakan saat mereka meledakkan sebuah piano di tengah konser mereka. Insiden ini terjadi pada tahun 2005 ketika mereka tampil di acara musik MTV Video Music Awards.

Pada saat penampilan lagu "Clocks", tepat sebelum bagian klimaks, Chris Martin, vokalis Coldplay, dengan penuh semangat dan dramatis, memainkan akord terakhir di piano. Namun, daripada menyelesaikan lagu dengan tenang, piano tersebut tiba-tiba meledak menjadi serpihan kayu dan percikan api yang mengejutkan penonton.

Kejadian tersebut, meskipun memicu kejutan dan kehebohan, sebenarnya merupakan efek khusus yang dirancang dengan cermat oleh tim panggung Coldplay. Aksi meledakkan piano itu adalah bagian dari koreografi visual yang spektakuler

9. Pernah Menjadi Cameo di Film Horor Komedi

Coldplay Menjadi Cameo di Film Horor Komedi

Personel Coldplay menunjukkan bakat akting mereka dengan muncul sebagai cameo dalam sebuah film horor komedi. Pada tahun 2004, Chris Martin, vokalis Coldplay, dan Will Champion, drummer band ini, tampil dalam film "Shaun of the Dead".

Dalam film yang disutradarai oleh Edgar Wright ini, Chris Martin dan Will Champion tampil sebagai zombie yang terinfeksi dalam adegan yang mengambil tempat di pub. Kehadiran mereka sebagai cameo tidak hanya mengejutkan penggemar, tetapi juga menambahkan sentuhan komedi dalam film tersebut.

10. Coldplay Menolak Kerjasama dengan Iklan Produk Terkemuka

Coldplay Menolak Kerjasama dengan Iklan

Coldplay telah memperlihatkan integritas dan prinsip mereka dengan menolak kerjasama dengan iklan produk terkemuka. Coldplay memiliki prinsip untuk tidak mengaitkan nama mereka dengan promosi komersial yang berlebihan.

Keputusan ini mencerminkan komitmen Coldplay terhadap nilai-nilai dan pesan dalam musik mereka. Mereka percaya bahwa musik adalah medium yang kuat untuk berkomunikasi dengan pendengar secara emosional dan spiritual, dan mereka tidak ingin menjadikan lagu-lagu mereka sebagai sarana promosi produk komersial yang mungkin tidak memiliki hubungan langsung dengan karya seni mereka.

11. Memiliki The Coldplay Charity, Aktif Kegiatan Amal

Memiliki Coldplay Charity, Kegiatan Amal

The Coldplay Charity adalah organisasi amal yang didirikan pada tahun 2009 oleh Chris Martin. Organisasi ini bertujuan untuk mengatasi berbagai masalah global dan memberikan dampak positif bagi dunia. The Coldplay Charity berfokus pada tiga area utama: hak asasi manusia, keberlanjutan lingkungan, dan pendidikan musik.

Salah satu inisiatif menonjol yang dilakukan oleh The Coldplay Charity adalah komitmennya terhadap hak asasi manusia. Mereka bekerja sama dengan organisasi seperti Amnesty International dan Global Citizen untuk mempromosikan kesetaraan, keadilan, dan kebebasan bagi semua orang. Coldplay menggunakan platform dan pengaruh mereka untuk meningkatkan kesadaran tentang isu-isu seperti hak pengungsi, kesetaraan gender, dan perjuangan melawan kemiskinan.

12. Disebut Band yang Ramah Lingkungan

Coldplay, Band Ramah Lingkungan

Berkolaborasi dengan organisasi lingkungan seperti Greenpeace dan Rainforest Foundation, Coldplay berusaha mengurangi jejak karbon mereka dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya keberlanjutan. Coldplay juga berjanji untuk membuat konser mereka ramah lingkungan dengan menerapkan sumber energi terbarukan dan pengurangan sampah.

13. Gelang Xyloband, Ciri Khas Konser Coldplay

Ciri Khas Coldplay, Xyloband

Gelang Xyloband adalah gelang canggih yang terbuat dari bahan plastik transparan dan dilengkapi dengan lampu LED yang dapat menyala dan berkedip dalam berbagai warna. Gelang-gelang ini dibagikan kepada setiap penonton sebelum konser dimulai, dan keajaibannya dimulai saat lampu-lampu LED di gelang-gelang tersebut mulai berkedip sesuai dengan irama dan lagu-lagu yang dimainkan oleh Coldplay.

Konsep gelang Xyloband pertama kali diperkenalkan oleh Coldplay pada tahun 2011 sebagai bagian dari tur "Mylo Xyloto". Dalam tur ini, gelang-gelang Xyloband menjadi alat yang menghubungkan secara visual antara band dan penonton, menciptakan atmosfer yang magis di seluruh arena konser. Ketika ribuan gelang berkedip secara bersamaan, penonton menjadi bagian dari pertunjukan itu sendiri, menciptakan perasaan kebersamaan dan kegembiraan yang luar biasa.

Selama konser, gelang-gelang Xyloband dikendalikan oleh sistem komputer yang terhubung dengan perangkat lunak khusus. Sinyal-sinyal yang dikirimkan dari panggung membuat gelang-gelang tersebut berkedip dan berubah warna secara sinkron dengan penampilan band dan efek panggung lainnya. Lampu LED yang berkedip mengikuti beat musik, menciptakan tampilan visual yang mengagumkan dan memukau.

14. Coldplay Memiliki Rekor BRIT Award Terbanyak

Rekor BRIT Award, Coldplay

Sepanjang kariernya, Coldplay telah meraih gelar BRIT Award sebanyak sembilan kali. Mereka pertama kali memenangkan penghargaan ini pada tahun 2001 sebagai Grup Inggris Terbaik. Kemudian, band ini meraih penghargaan Grup Inggris Terbaik untuk empat tahun berturut-turut, dari tahun 2003 hingga 2006. Puncak keberhasilan Coldplay datang pada tahun 2012, ketika mereka memenangkan penghargaan Album Inggris Terbaik untuk album "Mylo Xyloto" dan kemudian disusul dengan kemenangan sebagai Grup Inggris Terbaik pada tahun 2016 dan 2017.

15. Menjadi Band Terbaik, Tur Konser Dengan Penghasilan Tertinggi

Coldplay, Tur Konser Penghasilan Tertinggi

Tur "A Head Full of Dreams" yang digelar oleh Coldplay pada tahun 2016-2017 telah mencatatkan diri sebagai salah satu tur terlaris sepanjang masa. Tur ini dirancang sebagai perayaan ulang tahun ke-20 band dan untuk mempromosikan album studio mereka yang berjudul sama. Tur ini meliputi 122 konser di seluruh dunia, termasuk Amerika Utara, Eropa, dan Asia.

Penghasilan total tur "A Head Full of Dreams" Coldplay dikabarkan mencapai lebih dari 523 juta dolar AS, menjadikannya salah satu tur dengan pendapatan tertinggi dalam sejarah musik. Kesuksesan finansial ini tidak hanya didasarkan pada penjualan tiket konser, tetapi juga melibatkan pendapatan dari merchandise, sponsor, dan hak siar.

16. Collab The Chainsmokers, Memecahkan Rekor Streaming Terbanyak

Menjadi Rekor Streaming Terbanyak Bersama The Chainsmokers

Kolaborasi mereka dalam lagu "Something Just Like This" tidak hanya menjadi hits di tangga lagu, tetapi juga mencetak rekor streaming terbanyak dalam sejarah.

"Something Just Like This" dirilis pada tahun 2017 sebagai bagian dari album The Chainsmokers yang berjudul "Memories...Do Not Open".

Lagu ini memecahkan rekor streaming terbanyak dalam sejarah Spotify pada saat itu. Dalam waktu 24 jam setelah dirilis, "Something Just Like This" berhasil mendapatkan lebih dari 10 juta stream di Spotify.

17. Collab dengan BTS, Coldplay Band Terbaik!

Pernah Collab dengan BTS, Band Terbaik

My Universe merupakan salah satu lagu kolaborasi yang paling sukses antara dua kekuatan besar dalam dunia musik, Coldplay dan BTS. Kesuksesan lagu ini tak bisa dipungkiri, karena berhasil mencetak berbagai pencapaian yang mengesankan sejak dirilisnya pada tahun 2021.

Lagu ini debut di nomor satu di berbagai tangga lagu di seluruh dunia, termasuk di Britania Raya dan Korea Selatan. Selain itu, "My Universe" juga memecahkan rekor sebagai lagu dengan streaming terbanyak dalam sehari di Spotify.

18. Pernah Mengumumkan Album Baru Melalui Surat ke Fans

Mengumumkan Album Baru Melalui Surat ke Fans

Pada saat di mana pengumuman melalui media sosial dan platform digital menjadi normal, Coldplay memilih pendekatan yang lebih intim dengan mengirimkan surat kepada sejumlah penggemar mereka.

Pada tahun 2019, Coldplay membuat kejutan yang menyentuh hati para penggemar mereka dengan mengumumkan album baru melalui surat langsung. Keputusan ini tidak hanya unik, tetapi juga menunjukkan rasa keterhubungan yang mendalam antara band dan penggemar mereka. Surat tersebut dikirimkan kepada sejumlah penggemar yang beruntung, di mana mereka menerima kiriman fisik yang berisi informasi rahasia tentang album baru.

19. Ternyata Judul lagu "Yellow" Terinspirasi dari Yellow Pages

Lagu Coldplay Terinspirasi dari Yellow Pages

"Yellow" menjadi salah satu lagu yang paling dikenal dan ikonis dari Coldplay. Lagu ini dirilis pada tahun 2000 sebagai bagian dari album debut mereka yang berjudul "Parachutes".

Dalam sebuah wawancara, vokalis Coldplay, Chris Martin, mengungkapkan bahwa ide untuk judul lagu "Yellow" muncul ketika ia membuka buku direktori telepon yang terkenal di Inggris, yaitu Yellow Pages dan menemukan halaman dengan kata "Yellow" yang menarik perhatiannya. Kata tersebut memberikan kesan yang kuat dan emosional, dan Martin merasa terpanggil untuk membuat lagu dengan judul yang sama.

20. Chris Martin Syuting MV "The Scientist", Nyanyi Secara Reverse

MV The Scientist dibuat terbalik, Reverse

Dalam MV "The Scientist", Chris Martin melakukan nyanyian secara terbalik atau reverse. Hal ini menciptakan efek visual dan sonik yang unik.

Chris Martin pun harus menghafal dan melantunkan lirik lagu secara terbalik, dan kemudian melakukan rekaman video dengan gerakan yang juga terbalik. Setelah itu, video direkam dan diputar mundur sehingga memberikan efek visual seolah-olah Martin bernyanyi dan bergerak dengan benar.

21. Album Viva La Vida Mendapat Respon Negatif

Album Viva La Vida Pernah Dapat Respon Negatif

Ketika merilis album keempat, "Viva La Vida or Death and All His Friends", pada 2008, Coldplay menerima kontroversi dan kritik yang cukup tajam.

Salah satu alasan utama respon negatif terhadap "Viva La Vida" adalah perubahan gaya musik yang diusung oleh Coldplay. Album ini menandai pergeseran dari suara rock alternatif yang lebih khas mereka ke arah yang lebih eksperimental dan orkestral. Beberapa penggemar yang setia merasa kecewa dengan perubahan ini dan merasa bahwa Coldplay telah kehilangan keaslian mereka dalam upaya untuk menjadi lebih eksperimental.

22. MV Viva La Vida Disutradarai oleh 2 Orang

Viva La Vida Disutradarai 2 Orang

Yang menarik dari MV "Viva La Vida" yaitu adanya dua sutradara Hype Williams dan Mat Whitecross, yang membawa pandangan dan ide kreatif mereka ke dalam proyek ini.

Hype Williams, seorang sutradara musik terkenal, membawa pengalamannya dalam menciptakan visual yang berani dan inovatif. Bagian video yang disutradarainya menampilkan pengambilan gambar yang artistik dan imajinatif, dengan penggunaan warna dan efek khusus yang mencolok. Kontras dan kecerahan visual yang kuat memperkuat pesan dan emosi yang ingin disampaikan oleh lagu.

Di sisi lain, Mat Whitecross, yang merupakan teman dekat dari anggota Coldplay, membawa sentuhan personal dan naratif yang kuat ke dalam bagian video yang disutradarainya. Melalui lensa Whitecross, kita melihat adegan yang lebih intim dan emosional, dengan fokus pada anggota Coldplay dan penampilan mereka yang mengesankan.

23. Music of The Spheres, Konser Paling Eco-Friendly

Music of The Spheres Ecofriendly

Tur "Music of The Spheres" mendapatkan pujian karena menjadi salah satu tur paling eco-friendly dalam sejarah.

Dalam upaya untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, Coldplay menggunakan sumber energi terbarukan, seperti panel surya dan tenaga angin, untuk mengalimentasi kebutuhan listrik konser.

Selain itu, mereka juga mengganti bahan-bahan single-use dengan alternatif ramah lingkungan, seperti menggunakan gelas dan piring yang dapat didaur ulang. Langkah-langkah ini bertujuan untuk mengurangi limbah dan jejak karbon yang dihasilkan oleh konser.

24. Music of Spheres, Album Eksklusif Hanya 2000 Penggemar Ikut Perilisannya

Music of Spheres, Eksklusif hanya 2000 penggemar

Untuk memberikan pengalaman yang unik dan intim kepada para penggemar mereka, Coldplay memilih untuk meluncurkan album Music of Spheres dalam format yang sangat terbatas. Hanya 2000 penggemar yang dipilih secara acak dari seluruh dunia yang memiliki kesempatan untuk membeli dan memiliki salinan album ini. Sebelumnya, mereka mendaftar terlebih dulu di situs milik band coldplay.

25. Album Terakhir Akan Diproduksi Pada 2025?

Album Terakhir Coldplay, 2025?

Coldplay bakal merilis album terakhir pada 2025 dan akan berhenti memproduksi album setelahnya. Mereka memilih untuk fokus dalam penyelenggaraan tur.

Kabar tersebut disampaikan oleh sang vokalis, Chris Martin dalam wawancara bersama BBC Radio akhir tahun 2022.

"Saya dapat memberitahu Anda, album terakhir kami akan rilis pada 2025 dan setelah itu saya pikir kami hanya akan melakukan tur," kata Chris Martin

"Mungkin kami akan melakukan beberapa kolaborasi, tetapi katalog [album] Coldplay akan selesai" ujar Chris.

26. Deretan Konser Coldplay 2023 Mendatang

Deretan Konser Coldplay 2023 Mendatang

Sejumlah negara menjadi tujuan tur dunia Coldplay Music of The Spheres 2023 termasuk Indonesia. Agenda ini merupakan jadwal tur yang akan berlangsung dari Mei hingga Oktober 2023.

Konser Coldplay di Eropa

  • 17 - 18 dan 20 - 21 Mei 2023, Estadio Cidade Do Coimbra, Coimbra, Portugal
  • 24 - 28 Mei 2023, Estadio Olimpic Lluis Companys, Barcelona, Spanyol
  • 31 Mei & 1 & 3-4 Juni 2023, Etihad Stadium, Manchester, Inggris
  • 6 - 7 Juni 2023, Principality Stadium, Cardiff, Inggris
  • 21 - 22 Juni 2023, Diego Armando Maradona Stadium, Naples, Italia
  • 25 - 29 Juni 2023, Stadio San Siro, Milan, Italia
  • 1 - 2 Juli 2023, Stadion Letzigrund, Zurich, Switzerland
  • 5 - 6 Juli 2023, Parken, Copenhagen, Denmark
  • 8 - 9 & 11 - 12 Juli 2023, Ullevi, Gothenburg, Sweden
  • 15 - 16 & 18 - 19 Juli 2023, Johan Cruijff Arena, Amsterdam, Belanda
  • 20 September 2023, Lumen Field, Seattle, WA, Inggris

Konser Coldplay di Amerika

  • 22 - 23 September 2023, BC Place, Vancouver, BC, Canada
  • 27 - 28 September 2023, Snapdragon Stadium, San Diego, CA, Amerika Serikat
  • 30 September dan 1 Oktober 2023, Rose Bowl, Los Angeles, CA, Amerika Serikat

Konser Coldplay di Asia dan Australia

  • 6 dan 7 November 2023, Tokyo Dome, Tokyo, Jepang
  • 11 November 2023, Kaohsiung National Stadium, Kaohsiung
  • 18 November 2023, Optus Stadium, Australia
  • 22 November 2023, Stadion Nasional Bukit Jalil, Malaysia

27. Jadwal Konser Coldplay di Indonesia

Jadwal Konser Coldplay di Indonesia

Setelah dinanti-nanti, Coldplay akhirnya mengumumkan konser mereka di Indonesia, yaitu pada 15 November 2023, tepatnya di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.