Siapa, sih, yang suka sama patah hati? Rasanya anyep, bikin nelangsa, enggak bisa tidur, bawaannya mellow, pengen WA doi tapi gengsi. Hffftt…

Terus, kalau lagi patah hati, enaknya ngapain, sih? Beberapa orang ngaku merasa lebih baik setelah dengerin lagu-lagu sedih atau patah hati—entah irama atau liriknya.

Apakah lo merasakan pengalaman yang sama? Pernah enggak bertanya-tanya, kenapa ya kalau lagi patah hati bawaannya pengen dengerin lagu sedih?

Ternyata, ini ada penelitian sainsnya, lho gengs! Penelitian ini dilakukan oleh para ilmuwan di Universitas Durham (Inggris) dan Universitas Jyvaskyla (Finlandia). Hasilnya, didapatkan tiga emosi yang akan muncul ketika kita mendengarkan musik dengan nada tertentu, yaitu kenikmatan, kenyamanan, dan sakit (kedukaan).

Ini beberapa alasannya, berdasarkan penelitian penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan di Universitas Durham (Inggris) dan Universitas Jyvaskyla (Finlandia) terhadap 2.436 responden.
 

  1. Fenomena downward social comparison

Salah satu psikolog dalam penelitian ini, Adrian North, menjelaskan kalau efek mendengarkan musik sedih membuat kita lebih kuat. Alasannya, adanya fenomena downward social comparison.

Bahasa umumnya, merasa lega kalau lihat orang lain lebih susah. Dengerin lagu sedih bisa memicu perasaan ini juga.

Kalau kita dengerin lagu dengan lirik yang lebih mengenaskan, kita akan menyugesti diri sendiri, “ah, gila, ni lagu desperate banget! Kondisi gue lebih baik! Yok, bangun, main PS5 lagi! Semangat lagi deh buat namatin Assassin’s Creed Valhalla!”

 
  1. Merasa lagu ini “Gue banget!”

Hipotesis lainnya, yaitu lagu sedih biasanya mencerminkan kondisi kita saat ini. Ada kan, momen kita ngerasa sebuah lagu tuh “gue banget!” Liriknya beresonansi di kepala, bikin kita ingin ulang-ulang terus saking ngerasa related-nya.

Nah, kondisi ini bikin kita merasa nyaman, berasa ada sohib dekat yang paham perasaan kita. Jadi, kita lebih mudah menerima perasaan itu dan lebih cepat coping.banner-ads

 
  1. Dengerin lagu memicu produksi dopamine

Kalau dari sisi neurosains kognitif, mendengarkan musik membuat tubuh kita memproduksi dopamine lebih banyak—neurotransmitter yang berkaitan dengan makanan, seks, dan narkoba—dalam jumlah tertentu sehingga membuat kita merasakan sebuah kelegaan atau kenikmatan.

Coba, deh, tengok lagu lagu-lagu patah hati yang lagi populer. Misalnya, “Closure” dari Hayd. Lagu ini sedih banget. Ceritanya tentang cowok yang ditinggal tanpa closure, digantungin gitu aja.

Baca Juga: 4 Keunggulan Rilis Musik di NFT



Kalau kita ada di posisi ini, pasti bingung, marah, sedih, campur aduk jadi satu. Dengerin lagu ini akan bikin kita kayak ngomong sama diri sendiri: “iya, gue lagi bingung karena di-ghosting. Iya, gue patah hati.” Dengan kita nrimo perasaan-perasaan itu, kita jadi lebih mudah coping, lho gengs!

Disclaimer: Kondisi ini nggak berlaku untuk semua orang ya, gengs. Ada beberapa yang justru kalau dengerin lagu sedih malah makin negatif. Setiap orang proses coping-nya beda-beda. Namun, sekarang udah tau, ya, kalau lo tipe yang suka sama lagu yang sedih, lo bukan alien, kok! Itu normal banget, bro!