Band Cokelat sukses mewarnai gemerlap musik Indonesia dengan musik Alternative yang mereka usung di era tahun 2000-an. Cokelat merupakan band fenomenal yang menjadi Icon baru di blantika musik tanah air pada saat itu, hal ini terbentuk karena kesuksesan lagu mereka yang berjudul 'Karma' dan 'Bendera'.

banner-ads

Khusus untuk lagu 'Bendera', Coklat mendapatkan penghargaan dari pemerintah Indonesia serta juga sukses menginspirasi band-band tanah air untuk kembali membuat karya lagu dengan tema-tema Nasionalis. Kini Tim MTL mendapatkan giliran berbincang-bincang dengan gitaris serta motor dari band Cokelat ini, yaitu EDWIN MARSHAL SJARIF atau yang lebih di kenal EDWIN COKELAT. Perikut petikan-petikan menarik perihal sekilas perjalanan karir bermusik Edwin hingga tanggapannya tentang ajang Meet The Labels (MTL).

MEET THE LABELS (M): "Berapa album yang sudah dimiliki Edwin baik di Cokelat atau dengan yang lainnya?"
EDWIN COKELAT (E): "Selama ini gue sudah membuat album bersama Cokelat itu ada sekitar 7 album. Jadi sudah ada 5 album Cokelat sendiri, 1 album Cokelat spesial garap lagu nasional, 1 album The Best. Buat Cokelat sendiri tahun ini Cokelat memasuki usia 19 tahun di bulan Juni 2015 nanti, dan akhir tahun ini akan merilis album Ke-6."

(M): "Untuk album Ke-6 nanti apa sudah ada judulnya?, dan berapa lagu kira-kira?"
(E): "Judul album yang akan di rilis nanti bertajuk 'LIKE' dan akan ada 10 lagu. Untuk info, Cokelat belum pernah lagi mengeluarkan album sejak terakhir tahun 2008. Gue juga punya side project band yang namanya 'KONSPIRASI' bersama Che (Cupumanik), Marcell Siahaan dan Romy. Kemaren kita sempet ngeluarin 1 album judulnya "Teori Konspirasi" dengan genre Grunge."

(M): "Selain prestasi di band, apa saja yang sudah menjadi pencapaian karir pribadi Edwin?"
(E): "Kalau band, pencapaiannya kan album dan lain-lain, kalau untuk pencapaian karir pribadi, gue sempat memproduksi dan memproduseri beberapa band baru. Gue sempet memproduseri 3 band baru dengan 3 genre yang berbeda."

(M): "Apa rencana kedepan yang belum kesampaian?"
(E): "Sebenarnya banyak sekali ya, kalau dari musik menurut pribadi gue, gue menganggapnya sebagai sebuah tantangan yang mana gak boleh selesai. Karna gue selalu merasa tertantang, misalnya bersama Cokelat sendiri gue akan terus berusaha untuk bikin album, bikin album dan bikin album, karena gue ga mau lagu hitsnya itu-itu aja, dan gue pengen terus menginspirasi orang dengan tema dan karya yang berbeda.

Khusus buat band Konspirasi sendiri, gue pengen mempunyai sebuah konsep idealisme yang lain, di mana di sini (Konspirasi) gue bisa bicara soal politik, bicara sosial dan hal-hal yang lain, yang bisa gue tuangi selain di Cokelat, dan di sini (Konspirasi) cara bermain musik gue berbeda dengan di Cokelat. Dan buat gue pribadi satu hal yang sangat gue pengen banget adalah pengen punya album solo gitar. Semoga setahun dua tahun ini bisa terealisasi karna album solo gitar ini merupakan sebuah obsesi gue sejak lama dan bener-bener sisi idealis gue."

(M): "Bicara soal Awards atau penghargaan, Awards apa saja yang sudah didapatkan?
(E): "Gue bersama Cokelat pernah dapat MTV Asia Awards 2003 kategori Best Alternatif Band. Tahun 2003 juga Cokelat pernah dapat AMI Awards kategori Band Alternative & Best Song Band Alternative untuk lagu "Karma". Cokelat juga pernah dapat penghargaan untuk lagu "Bendera" dari negara (Pemerintah Indonesia) sekitar tahun 2004/2005 yang menginspirasi orang Indonesia untuk kembali buat lagu bertema Nasionalis."

(M): "Bicara soal album, menurut Edwin album mana yang mendulang sukses besar? Berapa jumlah penjualan albumnya?"
(E): "Album Cokelat yang paling sukses menurut gue yang berjudul "Rasa Baru" tahun 2002 dengan angka penjualan 1 juta copy."

(M): "Kalau untuk single, lagu mana yang paling dirasa "Gue Banget" (Edwin banget) sepanjang karir?".
(E): "Kalau bicara soal itu, agak bingung ya, mengingat disemua lagu Cokelat gue sangat terlibat, karena di Cokelat, gue menjadi produsernya juga dan kadang jadi mayoritas Song Writer nya juga. Jadi gue ga bisa bilang lagu mana yang "gua banget", tapi kalo lagu yang berhasil, terkesan dan hingga fenomenal itu lagu "Karma" menurut gue, yang gue ciptain sama Kikan dan gue ciptain musiknya juga.

Pada saat itu gue bener-bener ga berfikir untuk bikin lagu jualan, saat itu gue pengen bikin sebuah lagu yang sangat keras, sangat nge-rock banget, tapi tetap masih bisa dinyanyiin oleh perempuan, saat pembuatan lagu 'Karma' itu gue habis dengerin lagu Iron Maiden kondisinya, dan ga nyangka juga lagu itu (Karma) bisa nge Hits banget. Padahal pada saat itu (Tahun 2002) jarang sekali lagu pop rock alternatif yang nge-hits di Indonesia, orang pikirannya masih pop. Tapi ketika Cokelat muncul, bener-bener bisa membuat orang menoleh."  

(M): "Bagaimana program Meet The Labels dimata Edwin Cokelat?"
(E): "Meet The Labels ini sebagai salah satu cara yang bener-bener fresh, bener-bener baik untuk musisi bertemu label. Kalau dibandingkan dengan jaman dulu, persaingannya belum seluas sekarang. Dulu loe bisa bikin lagu, loe masukin radio dan yang mana masing-masing radio selalu punya Top Chart Band Indie, dimana label gampang melirik dan memantau karya dari chart-chart Indie tersebut yang akhirnya mereka (label) rekrut untuk rekaman, itulah yang di alami oleh Cokelat. Tapi saat ini label untuk melirik lagu-lagu dari band-band baru sudah sulit, mengingat ribuan band-band yang muncul silih berganti melalui media Internet.

Jadi proses Meet The Labels ini bisa jadi penyaring untuk band-band baru bertemu dengan label, dimana bener-bener memudahkan mereka untuk menilai sejauh mana kualitas dari band mereka saat ini, karena terus terang buat gue, belakangan ini banyak banget band-band yang ga berkualitas bisa rekaman. Jadi, Meet The Labels ini menurut gue merupakan saringan untuk band-band berkualitas bagus bertemu dengan Label."

(M): "Apa pesan khusus dari Edwin untuk para peserta Meet The Labels 2015?"
(E): "Yang pasti kalau menurut gue, paling penting adalah harus karya original, harus jujur, dan punya karakter kuat, menurut gue karna itu yang dicari label sekarang. Ketika loe punya sisi idealisme dimusik loe, tetap harus perhatikan dan pikirkan, apa yang kira-kira dari karya idealis gue yang disukai orang, tapi gua juga suka.

Untuk menjadi musisi di Indonesia itu harus bener-bener bisa survive, pinter dan jujur. Kemampuan itu bener-bener harus diolah banget. Untuk jadi musisi itu harus nekat, pinter, bertanggung jawab dan yang paling penting lagi ga setengah-setengah. Meet The Labels ini bisa menjadi salah satu jalan untuk menuju masa depan total dimusik. Mudah-mudahan bisa menjadi landasan yang bagus buat peserta Meet The Labels."

Nah, selesai Guys obrol-obrolan kita dengan Edwin Cokelat, cukup banyak ya informasi dari Edwin yang kita dapat, silahkan diingat-ingat wejangan ini untuk kamu yang masih baru mencoba total berkarir di dunia musik Indonesia, perhatikan originalitas karya yang jujur serta pastikan dibalut oleh karakteristik yang kuat. Good Luck!. (/MTL)