LA Lights Meet the Labels hadir setiap tahun untuk memberi kesempatan kepada para musisi muda untuk bisa menyalurkan bakatnya dengan bertemu dengan label musik. Kesempatan ini tentu saja tidak disia-siakan para peserta Meet the Labels di Yogyakarta, 30 Mei 2015 silam.

Sore itu lebih dari 30 orang peserta Meet the Labels Yogyakarta berkumpul di Terrace Café, Seturan, Yogyakarta untuk mengikuti serangkaian acara Meets the Labels yang dimulai dengan bincang-bincang bersama perwakilan dari label musik.

banner-ads

Tak ketinggalan juga hadir Anton, A&R dari label Demajors dan Ai dari Alfa Records.  Hadir juga dalam acara ini Jimmy The Upstairs (Demajors) Bengbeng Pas Band, dan Yuka (Alfa Records), yang membahas tentang tips and trick mencuri perhatian label.

Kesempatan ini tidak disia-siakan para peserta untuk bertanya jawab seputar dunia rekaman, distribusi album, dan kerja sama antara musisi dengan label. Salah satu hal yang ditanyakan peserta adalah mengenai kualitas audio untuk demo musik.

Satu hal yang perlu loe catat bahwa kualitas audio untuk rekaman demo yang diajukan ke label haruslah pantas diperdengarkan kepada orang banyak, jadi walaupun tidak harus melakukan rekaman di studio, namun kualitas audio rekaman demo sangatlah penting supaya label bisa dengan jelas mendengarkan demonya dan tertarik dengan karya tersebut.

Selain itu, dijelaskan pula oleh para pembicara, apa saja jenis jenis kerjasama antara musisi dengan label, yaitu kerja sama full sign, kerja sama titip edar, kerja sama join venture, dan kerja sama master license. Apapun kerja sama yang disepakati antara kedua pihak, haruslah bersifat simbiosis musikalisme alias saling menguntungkan.

Selain berbicara soal musik yang baik, pembicara juga menekankan pada para peserta bahwa sebelum mereka bermimpi untuk tampil di depan publik yang luas, di tingkat nasional misalnya, mereka harus bisa menguasai dulu panggung di sekitar mereka, panggung kampus atau panggung lokal daerah masing-masing untuk memperkenalkan musik mereka kepada publik.

Yuka menambahkan bahwa saat ini musisi harus juga menggunakan media sosial untuk branding dan marketing. Selain itu media sosial juga bisa digunakan untuk membuat penggemar/penonton mereka merasa dekat dengan si musisi.

Acara kemudian dilanjutkan dengan Coaching Clinic oleh Bengbeng Pas Band yang tak kalah asyiknya. Selain bisa bertanya jawab dengan Bengbeng, para peserta juga berkesempatan menonton Bengbeng menunjukkan kepiawaiannya bermain gitar. Para penonton sangat antusias!

Acara belum usai, karena semakin malam semakin seru. Sesi awal pun dihangatkan dengan penampilan Rega dengan tembang-tembang romanitis, Duo musisi yang terpilih pada Meet The Label 2013 ini sukses membius peserta Meet The Label.

Porsi pertunjukan pun dibagi bagi para pecinta musik cadas. Dysplasia yang terpilih pada Meet The Label 2014 pun memberangus malam dan membuat penonton untuk ikut headbang. Distorsi cadas masih belum berkhir karena berikutnya ada The Ikan Bakars yang tampil memadukan rap dan reggae.

Puncaknya acara ini pun diisi oleh band tuan rumah yang memiliki fanbase loyal dan terbanyak di setiap kota. Bahkan Kamtis dari Madiun, Jawa Timur pun turut hadir menonton Endank Soekamti tampil di Meet The Label 2015.

Para Kamtis pun merengsek maju ke depan setelah trio Endank Soekamti membawakan lagu andalannya. Benar-benar pecah abis, sing a long di sepanjang lagu bahkan penonton sampai naik di atas panggung ikut bernyanyi bersama Erik dan Dori.

Bukti bahwa LA Lights Meet The Label adalah ajang yang pas buat loe anak muda yang ingin musiknya bisa didengarkan di seluruh nusantara. So guys, what are you waiting for?