Udah satu bulan lebih sejak masa krisis penanganan pandemi corona dimulai, banyak hal yang hilang dari kehidupan seseorang. Buat moviegoers, nonton di bioskop mungkin adalah yang paling mereka rindukan. Namun karena hampir seluruh bioskop tutup, mereka gak bisa melakukan hal tersebut ditambah banyak film blockbuster yang mengundurkan jadwal perilisannya.

Nah, kalau buat para pecinta musik pasti yang mereka rindukan adalah konser musisi idola dan juga festival-festival musik. Udah sebulan lebih hal tersebut juga bagaikan hilang begitu aja. Tentunya, banyak festival besar di seluruh penjuru dunia yang akhirnya diundur, bahkan dibatalkan total tanpa ada pengunduran jadwal.

Tapi, ada cerita unik sekaligus bikin miris dari Panama. Di mana sebuah festival musik bikin ratusan orang terjebak di tengah pandemi corona.banner-ads



Festival tersebut adalah Tribal Gathering Festival, sebuah festival musik-musik dan kesenian tribal yang rutin diadakan di sebuah pantai dan hutan Panama. Udah lebih dari satu bulan terakhir, ada sekelompok orang yang masih terjebak di dalamnya dan gak bisa pulang sama sekali.

Jadi Bro, Tribal Gathering sendiri adalah acara yang berlangsung selama tiga pekan dan seharusnya selesai pada 16 Maret lalu. Tapi sial bagi mereka yang masih di sana, Panama keburu menetapkan status lockdown sebelum acara tersebut rampung. Sekitar 300an orang pun diperkirakan masih terjebak di sana hingga masa lockdown Panama selesai pada 22 Mei nanti.

"Gue udah berkemah di sini selama 80 hari," ungkap Doug Fransisco, salah seorang penampil asal UK, dikutip dari media Inggris The Guardian.

Menurutnya, pada hari penetapan lockdown, polisi sempat mendatangi acara tersebut dan berusaha membubarkannya. Beberapa orang yang sempat keluar dari acara tersebut ada yang gak sempat pulang ke tempat asalnya dan masih terjebak di ibukota Panama. Polisi pun akhirnya mengubah tempat festival tersebut jadi area karantina dadakan buat orang-orang yang masih terjebak di dalamnya.

Wah, gue gak bisa bayangin Bro kalau harus terjebak di tempat tersebut lebih dari satu atau dua bulan. Bahkan harus berkemah hingga puluhan hari seperti itu. Kayaknya setelah pandemi ini selesai, festival musik gak bakal jadi sesuatu yang mereka rindukan lagi.