Salah satu hal yang membuat Jepang begitu digdaya di Asia adalah para penduduknya yang punya etos kerja tinggi. Bahkan udah jadi pemandangan yang lazim melihat para pegawai pulang larut malam dari jam kerja yang seharusnya. Meskipun terkesan sangat berdedikasi kepada pekerjaan, fenomena over work ini ternyata sangat berbahaya. Waduh!

banner-ads

Pemerintah Jepang mengatakan jika kebiasaan ini dibiarkan terus menerus maka akan terjadi stres skala nasional. Kemungkinan tersebut juga makin diperkuat dengan jarangnya para pekerja di negara Sakura mengambil jatah cuti mereka dalam setahun lantaran terlalu sibuk.

Agar nggak membawa dampak yang lebih luas lagi ke depannya, pemerintah Jepang membuat regulasi baru yang isinya adalah anjuran bagi para pekerja untuk lebih memaksimalkan jatah cuti mereka. Alasan pemberlakukan ini juga diperkuat data dari dinas ketenagakerjaan Jepang yang menyatakan jika hanya 48 persen pekerja yang mengambil cuti dalam setahun. Sisanya hampir dipastikan nggak sempat melakukannya.

Tabiat malu ternyata juga menjadi alasan mengapa para pegawai Jepang enggan mengambil cuti. Mereka merasa bersalah dan segan jika mengambil jatah libur terlalu lama. What an attitude!

Kira-kira pas nggak nih jika peraturan ini juga diberlakukan di Indonesia? Well, jangan berharap bakal dipaksa cuti jika kerja aja masih belum maksimal!