Seperti yang diketahui, Gunung Sinabung yang terletak di Dataran Tinggi Karo, Sumatra Utara terus aja meluapkan isinya sejak September 2013 lalu hingga kini. Alih-alih berdampak buruk, siapa yang menyangka jika kejadian ini malah bisa memperlambat global warming.

banner-ads

Adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti MIT atau Massachusetts Institute of Technology, yang menyatakan hal tersebut. Lebih jauh, mereka mengatakan jika erupsi kecil berkali-kali yang terjadi di Gunung Sinabung mampu memantulkan radiasi sinar matahari kembali keluar angkasa.

Para peneliti juga menyatakan jika gas-gas yang terkandung dalam ledakan sebuah gunung berapi pasti mengandung sulfur, zat ini lah yang mampu untuk membantu meredam suhu bumi yang kian meningkat. Nah, makin tinggi intensitas ledakan, maka proses penurunan ini bisa dua hingga tiga kali lipat.

“Dengan memantulkan energi matahari kembali keluar angkasa, gas sulfur yang bersifat asam dari gunung berapi bertanggung jawab atas penurunan suhu bumi secara global mulai dari 0,5-0,12 derajat celcius sejak tahun 2000 silam,” ungkap salah satu peneliti MIT.

Tapi, tentu aja hal ini nggak bakal bisa berlangsung lama. Apalagi jika gunung-gunung bawah laut meledak hebat seperti apa yang dialami oleh Gunung Pinatubo di Filipina. Pasalnya, para peneliti juga mengklaim jika panas dari global warming juga berada di bawah laut.

Yup, para ilmuwan mengatakan jika peningkatan suhu-suhu benua di dunia, dipengaruhi oleh pemanasan laut dari kedalaman mulai 700 meter. Pemanasan daerah bawah laut ini juga dipengaruhi oleh angin samudera yang membuat bumi meningkat panasnya hingga 0,1-0,2 derajat celcius.