Menjangkau daerah-daerah terpencil atau terluar di Indonesia, dengan harga lebih rendah dan sisa emisi rendah.

banner-ads

Tarif listrik makin mahal? Kita bisa berharap kecepatan naiknya tarifnya bakal melambat. Sekarang ada teknologi pembangkit listrik berteknologi Hybrid Renewable pertama di Indonesia. Teknologi dengan implementasi perawatan dan operasional pembangkitnya, dapat menghemat bahan bakar hingga 40% dan menjangkau kawasan terdalam dan terluar seluruh Indonesia.

Di Indonesia, teknologi ini dibawa oleh Caterpillar Inc. dan PT Sumberdaya Sewatama. Keduanya secara resmi mengumumkan bahwa kedua perusahaan siap percepat keberadaan listrik di berbagai penjuru tanah air, melalui terobosan teknologi handal bernama pembangkit listrik hybrid renewable.

Dalam hitungan Caterpillar, bila memakai teknologi hybrid untuk membangkitkan listrik sebesar 2 GW, tak hanya bisa mengurangi biaya pemakaian bahan bakar, tetapi juga bisa mereduksi produksi karbon hingga setara dengan karbon yang dihasilkan oleh 750.437 mobil.

Rob Schueffner, Microgrid Comercial Manager Electric Power Division Caterpillar Inc. mengatakan, “Terobosan terbaru ini kami ciptakan untuk dapat memberikan berbagai manfaat. Diantaranya, penghematan bahan bakar, penciptaan pembangkitan listrik ramah lingkungan yang sekaligus menjamin kestabilan pasokan,” katanya di Jakarta, kemarin (20/8).

Dengan teknologi ini, bahkan pulau-pulau yang tersebar di berbagai kawasan terluar Indonesia pun bisa menikmati listri. “Pulau terluar dan terdalam di seluruh penjuru di Indonesia dapat memanfaatkan teknologi ini. Pembangunan dan penyambungannya pun dapat dilaksanakan dengan cepat, tidak seperti pembangkit listrik berbahan bakar batubara atau air,” katanya lagi.

Selain itu teknologi hybrid bisa menekan ongkos operasional terutama dalam pemakaian bahan bakar baik gas maupun diesel. “Sehingga pemerintah tidak terus terbebani dengan kebutuhan bahan bakar untuk pembangkit listrik,” lanjut Edi Prayitno Hirsam, Chief Growth Officer PT Sumberdaya Sewatama.

Dengan teknologi ini diharapkan bisa mempercepat pemenuhan kebutuhan listrik di daerah sulit atau terpencil karena ketergantungan dengan energi fosil. “Pemakaian solar panel (PV) di Indonesia itu tepat. Sebagai negara tropis, sinar matahari bisa terus ada sepanjang hari. Sehingga teknologi yang menggabungkan mesin konvensional dengan tenaga matahari seperti ini bisa sangat efisien,” papar Edi lagi.