Sebuah gap besar ada di antara persepsi publik terhadap video game dan apa yang ditunjukkan oleh riset. Berikut adalah beberapa usaha memisahkan fakta dan fiksi.  
  1. Video game memicu kekerasan remaja
Peneliti menemukan bahwa orang-orang yang melakukan tindak kriminal kebanyakan lebih sedikit mengkonsumsi media dibandingkan rata-rata orang pada umumnya. Faktanya, mayoritas dari anak-anak yang tidak main game melakukan tindak antisosial.  
  1. Video game merangsang agresivitas remaja
Banyak kajian yang menemukan korelasi pada video game dan aktivitas, namun bukan hubungan kausal. Dalam penelitian dinyatakan bahwa video game bertema kekerasan bisa jadi faktor resiko, namun banyak faktor akibat lain yang muncul lebih cepat. Bandingkan dengan pengaruh dunia nyata. Yang bisa lebih cepat memicu tindakan anti sosial.  
  1. Anak-anak adalah pasar sasaran utama video game.
Kini pasar utama game console dan PC sebagian besar adalah berusia 18 tahun ke atas. Kini sudah banyak pembuat game yang menyesuaikan kontennya dengan apa yang menarik bagi orang dewasa dan remaja  
  1. Hampir tidak ada wanita yang main video game.
Menilik sejarahnya, memang yang paling banyak mengkonsumsi game adalah cowok. Namun, persentase cewek yang main video game sudah sangat tumbuh satu dekade ini. [rad]   Sumber foto: abcnews.combanner-ads