Merdeka.com --- Pada tanggal 29 Juli tahun 2005, para antariksawan dari pusat observasi Palomar mempublikasikan sebuah planet kerdil terbesar dalam tata surya kita.

banner-ads

Penemuan ini cukup menggemparkan dan membuatnya diganjar posisi kesepuluh di tata surya. Seperti apa kisahnya?

Sebelum tanggal 25 Agustus 2012, planet-planet kerdil seperti Pluto memang masih dikenal sebagai anggota sistem tata surya. Oleh sebab itu, beberapa saat setelah planet kerdil bersuhu -231 derajat Celsius itu ditemukan, antariksawan melabelinya sebagai planet ke-10, setelah Pluto di nomor sembilan. Tak berhenti di situ, mereka juga memberi nama Eris untuk planet berdiameter 2.326 kilometer tersebut.

Planet yang berjarak 560 tahun cahaya dari bumi tersebut juga memiliki sebuah satelit bernama Dysnomia yang memiliki ukuran jauh lebih kecil, yakni hanya berdiameter sekitar 500 kilometer saja.

Nama Eris berasal dari nama dewa di mitologi Yunani yang merepresentasikan kehancuran dan perselisihan. Hal ini tak lepas dari munculnya perselisihan yang untuk menentukan apakah Eris layak dikategorikan sebagai planet. Bahkan nama 'Eris' sendiri baru diberikan 1,5 tahun setelahnya.

Namun, label planet kesepuluh planet Eris hanya bertahan selama 1 tahun, karena pada tahun 2006, Badan Antariksa Internasional (IAU) memutuskan bila Eris gagal memenuhi kriteria planet. Alhasil, Eris hanya memperoleh gelar sebagai planet kerdil terbesar dan benda langit terjauh di lingkup tata surya kita.