Tahun lalu, setiap laman sosial media anak Jakarta pasti penuh dengan postingan soal Pasar Santa. Namun, tren pasar hipster itu kini sudah mulai meredup.

banner-ads

Sudah beberapa bulan ini, pasar tersebut sepi pengunjung. Sudah tak ditemui lagi orang-orang mengantre panjang untuk memesan makanan.

Beberapa kios yang menjual baju atau vinyl juga nampak sudah tutup. Yang terlihat bertahan hanya kios-kios penjual makanan.

Salah satu penyebab semakin sepinya Pasar Santa yaitu akses untuk menuju sana yang sangat macet. Seperti diketahui, Jalan Tendean saat ini sedang ada pembangunan jalan layang.

Sementara, penyebab lainnya, adalah sulitnya para pengunjung menemukan tempat parkir di sana. Lahan parkir di pasar tersebut memang sangat terbatas. Tak sedikit orang yang akhirnya batal mengunjungi Pasar Santa karena tak mendapat parkir.

Nah, karena sepinya pengunjung itu akhirnya beberapa kios terpaksa tutup. Omzet mereka makin menurun sementara harga sewanya terus meningkat.

Waktu belum menjadi tren, harga sewa kios di lantai atas hanya sekitar Rp 3 juta setahun. Tapi sekarang harga sewanya bisa sepuluh kali lipat.