Ribuan poster menghiasi gedung kesenian / pertunjukan / teater. Tapi apa sih sebenarnya poster itu? Apakah cuma jadi hasil karya seni yang kurang dapat penghargaan, yang ditempel di setiap sudut dinding terus cuma di robek, ditimpa dengan poster lain atau malah dibuang gitu aja kalau acaranya udah kelar. Ah sayang ya? Kenapa nggak kepikiran buat lo, temen lo, atau bahkan siapapun itu untuk ngumpulin poster-poster acara dan ngebuatnya jadi barang koleksi ya... Poster itu dikategoriin jadi disposable art alias seni yang bisa dibuang. Lho kok? Ya karena memang keberadaan sebuah poster ini hanya sebagai sarana advertising yang secara komersial dan redundan (berulang) dalam ngelakuin tugasnya untuk mewartakan sesuatu hal; kebanyakan dari poster memang nggak didesain untuk bisa tahan lama dan kadang memang cuma dicetak diatas kertas yang murah. Tapi jangan salah karena ternyata pendeknya lifespan dari sebuah poster malah membuat poster itu punya sejarah tersendiri (disamping posisinya sebagai barang seni). Setiap poster yang bisa bertahan dari kerusakan akibat acaranya udah kelar sepertinya pantas untuk dibilang punya nilai historis tersendiri. Contoh aja sebuah pameran yang baru-baru ini digelar di Australia, yang menghadirkan sekitar 500-an poster yang tahunnya bahkan ada yang berasal dari tahun 50-an hingga tahun 2000-an. Selain menunjukkan perkembangan gaya dari tahun ke tahun, bisa dibilang poster juga menjadi bagian dari sejarah pop dan bisa cerita banyak soal itu. sumber foto: www.dvdbeaver.combanner-ads