Merdeka.com --- Insiden pelanggaran dilakukan pejabat Australia terhadap protokol kerajaan Inggris kembali terjadi. Kali ini, insiden itu dilakukan Perdana Menteri Australia Tony Abbott.

banner-ads

Pada 1992, mantan Perdana Menteri Australia Paul Keating meletakkan lengan kirinya di belakang Ratu Elizabeth II. Akibat insiden itu politikus republikan itu langsung dipanggil 'Kadal Oz', dan mendapati dirinya berada di tengah badai diplomatik, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail, Jumat (25/4).

Namun, sekarang tampaknya kedua sisi politik Australia telah bersalah melanggar larangan menepuk bagian punggung anggota kerajaan Inggris.

Tony Abbott, dari Partai Liberal, yang dianggap lebih kukuh dengan monarki daripada hampir semua pendahulunya, terlihat merangkul bagian pinggul Duke of Cambridge itu dengan tangan kanannya saat berada di sebuah acara kenegaraan di Gedung Parlemen di Ibu Kota Canberra, kemarin.

Foto itu diunggah ke Instagram Harper's Bazaar Australia dan segera menarik kemarahan dari komunitas dunia maya.

Digambarkan sebagai sebuah 'pelukan' oleh majalah itu, lengan Abbott bahkan mendapat julukan 'aneh' oleh satu pengguna Instagram dan dianggap 'tidak pantas' oleh pengguna lainnya.

Foto telah disukai lebih dari 400 kali saat diterbitkan ulang oleh koran Sydney Morning Herald.

Abbott sebelumnya telah mendapat ejekan oleh beberapa orang ketika dia mengatakan Duke dan Duchess, yakni Pangeran William dan Kate Middleton, lebih besar dari Kelly Slater (peselancar profesional), setelah berkunjung ke Pantai Manly pada pekan lalu.

Protokol kerjaan Inggris mengamanatkan bahwa rakyat biasa tidak boleh menyentuh keluarga kerajaan, kecuali untuk berjabat tangan.