Merdeka.com --- Tak lama lagi kebanggaan kita akan keindahan dan keanekaragaman satwa asli tanah air sirna dan tinggal kenangan. Pasalnya, beberapa hewan endemik Indonesia terancam punah bahkan beberapa di antaranya sudah tak dapat ditemukan lagi di habitat aslinya.

Harimau Bali yang meramaikan kekayaan alam negeri ini, menurut Willie Smits, seorang pakar satwa liar dari Pusat Perlindungan Satwa (PPS) Tasikoki, telah dinyatakan punah. 

"Harimau Jawa juga sudah punah, harimau Sumatera saat ini populasinya kurang dari 300 ekor, badak jawa tinggal sedikit, badak Sumatera hampir-hampir punah begitu banyak jenis burung di berbagai pulau seperti burung Jarak Bali juga sudah punah," tutur mantan staf ahli Menteri Kehutanan ini kepada wartawan saat berada di Manado, Rabu (16/4).

Di Sulawesi sendiri, menurut Smits, terdapat beberapa jenis hewan asli yang terancam tak dapat disaksikan anak-anak generasi mendatang seperti Anoa, burung Maleo, Babi rusa dan Monyet bokong merah (Macaca Nigra).

"Kalau saat ini satwa-satwa tersebut berkurang, itu merupakan bukti bahwa kita gagal mengamankan satwa di habitat aslinya. Berarti program kita tidak berhasil. Saya dulu ikut menulis aturan yang berlaku di sini, jadi saya harus mengakui bahwa Departemen Kehutanan belum berhasil untuk menyelamatkan lingkungan hidup," tutur dia panjang lebar.

Selama ini, menurutnya, proses hukum terhadap pelaku-pelaku perburuan dan pemelihara satwa ilegal dipandang belum berjalan sesuai hukum dan perundang-undangan yang berlaku, sehingga tangan-tangan jahil terus saja menjarah kekayaan alam tanah air tanpa berpikir jauh ke depan.

"Berarti, bagaimana pun kita tidak bisa mengatakan bahwa program kita untuk pelestarian lingkungan hidup berhasil. Jadi kita harus mencari jalan baru, dan menurut saya jalan terbaik adalah dengan penegakan hukum. Itu yang paling mendidik," tegas Smits.

banner-ads