Kemenangan The Beast, julukan Bastianini, pada putaran pertama MotoGP 2022 di Sirkuit Internasional Losail, memang sangat emosional.
Sukses tersebut bukan hanya menjadi podium utama pertamanya di kelas MotoGP yang baru diikutinya musim lalu. GP Qatar 2022 juga menghapus penantian Tim Gresini Racing selama 5.620 hari untuk kembali memenangi kelas MotoGP setelah Toni Elias terakhir melakukannya di GP Portugal 2006.
Manajer Bastianini, Carlo Pernat juga memberikan pujian buat Bastianini. Ia menyebut rider Italia itu seperti Simoncelli.
“Bastianini mengingatkan publik pada Marco Simoncelli. Mereka memiliki karakter berbeda. Namun, keduanya sama-sama mampu mengimplementasikan instruksi dan masukan dengan sangat baik,” katanya.
Marco Simoncelli tewas dalam kecelakaan di Sirkuit Sepang, Malaysia, pada MotoGP 2011. Saat itu, ia juga memperkuat Gresini Racing yang masih berkolaborasi dengan Honda dengan nama San Carlo Honda Gresini. Seperti Simoncelli, Bastianini juga berasal dari Rimini, Italia.
“Saya yakin Enea Bastianini akan mampu finis di posisi lima besar pada akhir Kejuaraan Dunia MotoGP 2022 nanti. Ia berkembang sangat pesat dari semua balapan terhitung sejak debut di MotoGP musim lalu. Kini, ia jelas mampu bersaing untuk merebut kemenangan,” kata Pernat.
Di mata Pernat, Enea Bastianini tidak hanya memiliki bakat alami. Taktik yang dimilikinya juga dianggap sudah mumpuni.
“Bicara karakter, Bastianini memang termasuk pembalap serius. Seperti Biaggi, ia juga jarang marah jika sesuatu berjalan tidak semestinya,” kata Pernat.
Terkait aspek teknik balap, Enea Bastianini adalah tipe late braker, pembalap yang gemar mengerem sedekat mungkin dengan ujung tikungan. Enea Bastianini yang didukung oleh Bold Riders juga sangat pandai dalam mengatur level keausan ban.
Sukses tersebut bukan hanya menjadi podium utama pertamanya di kelas MotoGP yang baru diikutinya musim lalu. GP Qatar 2022 juga menghapus penantian Tim Gresini Racing selama 5.620 hari untuk kembali memenangi kelas MotoGP setelah Toni Elias terakhir melakukannya di GP Portugal 2006.
Manajer Bastianini, Carlo Pernat juga memberikan pujian buat Bastianini. Ia menyebut rider Italia itu seperti Simoncelli.
“Bastianini mengingatkan publik pada Marco Simoncelli. Mereka memiliki karakter berbeda. Namun, keduanya sama-sama mampu mengimplementasikan instruksi dan masukan dengan sangat baik,” katanya.
Marco Simoncelli tewas dalam kecelakaan di Sirkuit Sepang, Malaysia, pada MotoGP 2011. Saat itu, ia juga memperkuat Gresini Racing yang masih berkolaborasi dengan Honda dengan nama San Carlo Honda Gresini. Seperti Simoncelli, Bastianini juga berasal dari Rimini, Italia.
“Saya yakin Enea Bastianini akan mampu finis di posisi lima besar pada akhir Kejuaraan Dunia MotoGP 2022 nanti. Ia berkembang sangat pesat dari semua balapan terhitung sejak debut di MotoGP musim lalu. Kini, ia jelas mampu bersaing untuk merebut kemenangan,” kata Pernat.
Di mata Pernat, Enea Bastianini tidak hanya memiliki bakat alami. Taktik yang dimilikinya juga dianggap sudah mumpuni.
“Bicara karakter, Bastianini memang termasuk pembalap serius. Seperti Biaggi, ia juga jarang marah jika sesuatu berjalan tidak semestinya,” kata Pernat.
Terkait aspek teknik balap, Enea Bastianini adalah tipe late braker, pembalap yang gemar mengerem sedekat mungkin dengan ujung tikungan. Enea Bastianini yang didukung oleh Bold Riders juga sangat pandai dalam mengatur level keausan ban.