Casey Stoner adalah satu-satunya rider yang bisa membawa Ducati menjadi juara dunia MotoGP. Tahun 2007 adalah puncak kejayaan Kurri-kurri boy bersama pabrikan asal italia tersebut.
Akan tetapi, hubungan mereka tak terjalin lama. Stoner ketika itu mengidap sebuah penyakit yang mengharuskan dirinya istirahat selama beberapa waktu.
Ducati yang tengah mencapai performa maksimal pun tak menganggap alasan Stoner tersebut. Mereka terus memaksa rider Australia itu untuk tampil.
Ada ego yang muncul dari Ducati yang ketika itu berjaya. Bahkan pada 2010, mereka melepas Stoner yang memutuskan hijrah ke Repsol Honda.
"Kala itu saya begitu menderita dan Ducati yakin bisa mendapatkan ganti dengan mudah. Situasi itu membuat hati saya sakit," katanya kepada speedweek.
Ducati memang menganggap siapa saja bisa jadi juara bersama mereka karena kondisi motor yang sudah maksimal. Tapi penilaian itu salah. Valentino Rossi pernah dikontrak tapi tak juga mengangkat prestasi. Bahkan bisa dibilang, Ducati makin terpuruk.
Stoner memutuskan untuk pensiun dini pada 2012. Sebuah keputusan yang mencengangkan. Apalagi ketika itu, ia dalam puncak performa bersama Honda.
Ada isu yang sulit ditemukan kebenarannya. Salah satunya soal lingkungan MotoGP yang rassis sehingga membuat Stoner tak nyaman.
Tapi itu dulu. Ducati juga mulai sadar bahwa hanya Stoner saja yang bisa berhasil dengan motor agresif mereka. Stoner pun kembali dikontrak sebagai brand ambassador dan rider test.
"Pengalaman saya bisa memberikan dampak positif kepada rider pabrikan Ducati," katanya.