Musim 2016, Valentino Rossi mengalami momen sial setelah mesin motornya rusak, setahun kemudian finis di urutan keempat lalu merebut podium musim lalu. Namun cerita Rossi di Mugello musim ini tak kunjung membaik.

Bahkan ia menganggap sebagai salah satu akhir pekan terburuk karena kegagalan Yamaha M1 membawa dirinya menjadi pahlawan di bawah terik matahari rumahnya.

Memulai balapan jauh di luar posisi 10 besar memang begitu menyulitkan. Ia mencoba melakukan overtaking Joan Mir untuk posisi 14 di putaran kelima. Namun ia gagal mendorong motornya yang akhirnya melebar dan masuk gravel.

Rossi masih bisa melanjutkan balapan di tempat ke-22, sebelum jatuh di Arrabiata 2 di putaran delapan, sebuah insiden yang membuat namanya hilang dalam persaingan.

The Doctor menyebut akselerasi M1 jadi masalah utama. Ia mengaku kesulitan menyalip lawan. Sampai di situ, ia hanya bisa mengucap diktum, "kita tak boleh menyerah, mencoba semaksimal mungkin dan tetap berkonsentrasi."
 

banner-ads

Bagaimana kekecewaan ini dibandingkan dengan 2016, ketika dengan kejam mesin motornya rusak di bawah ribuan pendukung?

"Perasaan yang sangat berbeda. Tetapi saya ingin mengatakan bahwa ini lebih buruk daripada 2016. Pada 2016 saya putus asa karena saya mulai dari posisi terdepan dan saya kuat dan saya bisa menang untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama. Anda merasa sangat putus asa, tetapi juga optimis karena Anda cepat. Sekarang saya tidak merasa putus asa tetapi jauh lebih sedih karena begitu lambat," ungkapnya.

Rekan setimnya, Maverick Vinales juga tak mampu konsisten berada di barisan depan. Yamaha pun dihadapkan pada musim ketiga yang tidak mungkin untuk berada dalam perburuan gelar juara.

“Bagi saya itu karena lawan kami membawa banyak barang baru dan mereka membutuhkan beberapa balapan untuk set-up. Biasanya kami lebih siap di awal karena kami mencoba banyak komponen terbaik. Kami menggunakan keunggulan ini di awal karena yang lain tidak siap. Tapi setelah itu, ketika yang lain memperbaiki masalah, kami justru kesulitan,” tuturnya.