Buat kalian para pecinta bola, ingat nggak sih gengs sebelum dibubarkan di tahun 2008, pernah ada UEFA Intertoto Cup yang mewarnai kancah sepak bola antar klub Eropa? Pada masanya, ajang ini ada di level tiga setelah Liga Champions (UCL) dan UEFA Cup yang sekarang dikenal sebagai European League. Piala Intertoto ini sebenernya punya niatan yang cukup baik pas dibentuk. Mereka mau mencoba untuk mengakomodasi klub-klub papan tengah di liga top Eropa dan klub anggota asosiasi sepak bola yang baru bergabung biar punya kesempatan buat bersinar. Tapi sayangnya, ajang ini malah lebih banyak diingat bukan dari segi kompetitifnya, melainkan karena format kompetisinya yang cukup aneh. Penasaran nggak? Nih, gue ceritain sedikit!banner-ads

Sejarah Dibentuknya

Digagaskan di tahun 1961, Piala Intertoto ini dibentuk oleh beberapa orang hebat seperti Ketua Malmo FF (klub asal Swedia), Karl Rappan pelatih legendaris dari Austria, dan Wakil Presiden FIFA kala itu, Ernst Thommen yang juga punya bisnis perjudian. Hal ini juga jadi alasan kenapa kejuaraan ini diadakan di musim panas, karena tujuan dari Piala Intertoto ini sebenarnya dibuat agar bursa taruhan bisa terus berjalan dan dapat keuntungan. Nggak heran juga kalau nama Piala Intertoto sendiri diambil dari bahasa Latin ‘Inter’ yang berarti ‘Antara’ dan bahasa German ‘Toto’ yang berarti ‘Judi’. Pertandingan yang diadakan untuk memenuhi misi Thommen ini sebenarnya ngebuat UEFA awalnya menjauhkan diri, tapi akhirnya ajang ini disetujui untuk digelar karena UEFA sebenarnya nggak terlibat secara formal dalam pengurusannya. 

Baca Juga: Daftar Wasit yang Doyan Kasih Kartu Merah!



Nggak Ada Juara di Liga Ini

Kejuaraan ini tuh emang punya format pertandingan yang unik banget gengs. Di tahun 1961, ada delapan klub yang dikumpulkan untuk bergabung di Intertoto pertama, dimana Ajax Amsterdam berhasil menang setelah mengalahkan Feyenoord di final. Format ini pun bertahan sampai tahun 1967 dan Eintranct Frankfurt berhasil jadi juara terakhir gengs. Nah, di tahun 1968, mereka mulai pakai sistem grup tanpa fase gugur karena penyelenggaranya merasa kesulitan untuk mengorganisasi babak final secara playoff. Semakin rumitnya, di tahun 1967-1968 dan 1970, mereka ahirnya menggunakan format grup berdasarkan regional. Akhirnya sistem ini juga ditinggalkan begitu aja di tahun 1969 dan 1971-1994. Format grup ini nih gengs yang bikin Piala Intertoto bisa mempunyai 8 hingga 12 juara setiap musimnya. Kebayangkan betapa anehnya?

Dijuluki “The Cup of the Cupless”

Pamor Piala Intertoto ini emang nggak besar dan dianggap nggak menarik gengs. Selain karena waktu dan tim peserta yang kurang berada di papan atas, ajang ini nggak memiliki hadiah atau trofi yang megah. Awalnya mereka hanya ngasih penghargaan berupa trofi yang berukuran kecil seukuran genggaman tangan. Setelah itu, trofi ini pun diganti dengan plakat yang membuat pertandingan ini kehilangan gengsinya. Karena dianggap nggak menarik, akhirnya liga ini dihentikan di tahun 2008 oleh Michel Platini selaku Presiden UEFA dan menggantikannya dengan Kualifikasi Liga Eropa.