Dua rider dari dua negara ini awalnya beda jurusan, tapi sama-sama ekstrem. Rok Bagoros dari Slovenia mengawali olahraga ekstrem dari pertandingan stuntrider, sedangkan Graham Jarvis dari Austria mengawali dengan olahraga enduro. Keduanya kini sama-sama menekuni dunia ekstrem stuntrider.

banner-ads

Olahraga ekstrem menjadi tantangan tersendiri buat para lelaki. Termasuk stuntrider. Duo stunt rider dunia yang pernah mendarat di Indonesia ini sejak kecil punya tekat dan impian kuat, bahwa aksi stuntrider dan enduro sangat menarik dan menantang. Untuk itu, mereka tetap konsen dengan dua dunia yang ekstrem dan butuh skill yang luar biasa.

Rok Bagoros punya moto, Follow Your Dream and Never Quit. Ia selalu mewujudkan mimpinya dengan usaha. Itu terbukti dari kecil mimpinya menjadi stuntrider dimulai dengan menggunakan skuter. Ia sadar impiannya menjadi stuntrider kelas dunia adalah impian yang jelas. Untuk mencapai tujuannya, ia butuh dedikasi yang kuat dan agresifitas yang tinggi.

"Setiap latihan saya selalu mencari sesuatu yang baru sekaligus menyempurnakan penampilan. Keinginan yang kuat menjadi stuntrider selalu ingin saya wujudkan dengan latihan keras dan mengikuti pertandingan berkelas dunia," terangnya. Bagorok menjadi satu-satunya stuntman dunia yang menggunakan mesin sepeda motor satu silinder.

Sedangkan Graham Jarvis memulai dunia stuntrider dari olahraga enduro. Berbagai prestasi kejuaraan enduro diraihnya. Di usia 10 tahun, ia telah 5 kali menyandang gelar juara dari Trials British Champion. Puluhan juara disandangnya. Termasuk enduro Erzberg, balap Enduro ekstrem di Austria. Ia adalah penyandang juara bertahan sejak 2011. Balap ini diikuti sekitar 2000 orang dan hanya beberapa gelintir pembalap yang sanggup menyelesaikan hingga finish karena jalur yang dilalui sangat ekstrem.