banner-ads

Bagi loe yang mendukung Tottenham Hotspur untuk juara mungkin masih memuja-muja Harry Kane atau Dele Alli dengan kemenangan besar atas Stoke City di Britannia Stadium.

Tapi pemain yang sudah menjadi jenderal lini tengah Spurs sejak datang ke White Hart Lane ini perlu loe agungkan juga. Dia adalah Christian Eriksen.

Playmaker Denmark ini adalah nyawa bagi variasi serangan Spurs. Di laga kemenangan pasukan Mauricio Pochettino atas tim Mark Hughes kemarin, Eriksen lagi-lagi menunjukkan kontribusi luar biasa.

Dua assist ia sumbangkan. Gol Alli yang pertama adalah bukti visi eks pemain Ajax Amsterdam ini memang begitu cemerlang.



Melepaskan umpan jauh, Alli langsung kemudian mengkonversinya sebagai gol cantik.

Lalu, gol kedua Kane adalah gerakan cerdik dari playmaker si raja assist satu ini. Ia mengirim umpan setelah meliuk-liuk di kotak penalti. Kane menyambar umpan silangnya dengan sepakan keras kaki kanannya.

Sebagai contoh kasarnya, Eriksen adalah Mesut Ozil-nya Arsenal musim ini. Ia cerdik sekaligus bahaya ketika bola berada di kakinya.

Andai saja mistar gawang tak menghalanginya, malam itu Eriksen hampir saja membuat gol dan keadaan bisa saja jadi 5-0. Kerjasamanya dengan Alli di area tengah sangatlah padu.

Jika Alli adalah mesin gol dari sektor gelandang, maka Eriksen adalah penyuplai bola-bola matang bagi Kane atau pun Erik Lamela --yang musim ini sukses mengembalikan bentuk permainan terbaiknya--.

Dibeli pada musim 2013 silam, Eriksen tak tergantikan. Pemain bernomor punggung 23 ini langsung nyetel. Namun baru musim inilah Spurs tembus tiga besar dan merupakan kandidat juara.