Pada perhelatan MotoGP 2022 di Qatar, pembalap Gresini Racing asal Italia Enea Bastianini mencuri perhatian netizen Indonesia karena menggunakan helm merek lokal, KYT. Padahal umumnya, para pembalap MotoGP memakai helm yang udah nggak asing lagi di dunia balapan motor internasional, seperti Arai, AGV, Shoei, X Lite, dan Nolan.
Gimana ceritanya sampai merek helm lokal Indonesia dipakai sama pembalap tingkat internasional? Ternyata, guys, asal mulanya dari kondisi krisis yang dialami Italia. Krisis ini memengaruhi produksi helm yang biasanya digunakan sama Bastianini, Suomy. Kondisi ini membuat tim Gresini Racing mencari cara buat menyediakan helm berkualitas untuknya di ajang MotoGP. Akhirnya, KYT dipilih untuk bekerja sama dengan Suomy untuk memproduksi helm khusus buat Bastianini.
Ketika melihat Bastianini berlaga, emang kelihatan keren banget, guys! Helm ini adalah tipe SR-GP yang modelnya sama persis dengan Suomy SR-GP. Tapi, sayangnya, helm ini nggak akan dijual di pasaran sama KYT. Kalau lo mau punya helm yang sama kayak yang dipakai Bastianini ini, lo harus beli versinya Suomy.
Terus, berapa harga helm ini? Kalau lo cari di e-commerce, Suomy SR-GP bergrafis Andrea Dovizioso dijual di kisaran harga Rp8,5 juta sampai Rp 9 juta-an belum termasuk ongkos kirim. Harga segini bisa dibilang mahal karena rata-rata harga helm reguler masih di angka ratusan ribu.
Alasan Harga Helm Pembalap Mahal
Yang jelas, semua helm yang dipakai di ajang kompetisi balap motor profesional dibuat khusus untuk si pembalap. Misalnya, yang digunakan oleh Bastianini, dibuat spesial dengan warna dan striping khusus yang membedakannya dari pembalap lainnya. Bahan yang digunakan juga spesial, yaitu karbon fiber yang dipadukan dengan kevlar dan fiberglass.
Bagian luar helm menggunakan serat tricarboco untuk menghasilkan cangkang yang keras sehingga tahan benturan, tetapi tetap ringan di kepala. Terus, di bagian depan nggak lupa disertakan lubang sirkulasi udara untuk menghindari kenaikan suhu kepala saat pengguna berlaga di sirkuit.
Bahan karbon fiber sendiri sudah biasa di dunia manufaktur helm racing. Nggak cuma untuk fungsi estetis, tapi juga untuk fungsi ketahanan dan keringanan material. Yang membuat biaya produksinya mahal tuh karena bahan ini sulit diolah. Makanya, nggak banyak produsen helm reguler yang pakai bahan ini karena biayanya tinggi.
Alasan lainnya kenapa helm pembalap harus dibuat sampai segitunya. Salah satunya karena ada standar kelayakan helm untuk professional motorcycle racing, yaitu FIM test. FIM ini merupakan tes keselamatan yang susah banget ditembus. FIM cuma ngetes helm full face dengan resistensi tinggi. Hanya helm yang lolos uji FIM yang boleh dipakai di ajang kejuaraan balap kelas dunia.
Helm apa aja yang masuk kualifikasi untuk dites FIM? Syarat utamanya, harus lolos beberapa tes kelayakan, misalnya DOT, ECE, Japanese JIS, dan Snell. Jadi, kebayang ya proses panjang yang harus lewati sebuah helm untuk akhirnya diperbolehkan “nangkring” di kepala pembalap kelas atas dan kebayang juga kenapa harganya nggak bisa santai.