Pada awal musim 2015/2016, Juventus sempat diragukan bisa mempertahankan tajinya. Alasannya, Juventus kehilangan banyak bintang.
Mulai dari Arturo Vidal, Andrea Pirlo hingga topskorer Juve di musim 2014/2015 yaitu Carlos Tevez pergi dari Juventus Stadium. Kehilangan tiga pilarnya, Juve mendatangkan sejumlah pemain yang sebenarnya tak kalah mentereng.
Dimulai dari masuknya Paulo Dybala, Sami Khedira, Mario Mandzukic, Simone Zaza, Alex Sandro, Juan Cuadrado dan Hernanes dinilai belum cukup mengganti tiga sosok sentral yang hengkang. Dan, anggapan Juve akan kehilangan tahtanya pun terus berhembus.
Pada awalnya, anggapan orang itu sempat terbukti. Juve memulai musim dengan kekalahan memalukan dari Udinese di Juventus Stadium.
Dilanjut dengan kekalahan dari AS Roma, seri dari Chievo dan baru menang di giornata ke-4 dari Genoa. Jalan semakin terjal saat Juve ditahan Frosinone dan dikalahkan Napoli.
10 laga pertama Serie A, Juve cuma bisa mengumpul 12 poin. Tapi, Juve pun nggak mau menyerah begitu saja.
Tercatat setelah kemenangan dari Torino pada 31 Oktober 2015, Juve mencatatkan 15 kemenangan beruntun di Serie A. Momen kebangkitan Juventus pun akhirnya terjadi.
Hingga Februari 2016, Juventus akhirnya menuju puncak Serie A. Perjalanan panjang hingga ke pekan lalu, Juve sukses membungkam Fiorentina.
Dan, perjalanan panjang Juve pun dibayar dengan gelar scudetto ke-32 (belum termasuk dua scudetto yang akhirnya dicabut)!