Akhirnya, Premier League kembali di pertengahan bulan September ini! Banyak hal yang menarik untuk disaksikan di pekan pembuka yang belum dimainkan oleh semua tim ini.
Arsenal yang mendapatkan dua gelar musim lalu langsung ngegas dengan menang 3-0 di pertandingan pertama. Willian Borges yang baru aja mereka datangkan dari Chelsea juga langsung jadi pahlawan pertandingan dengan mencetak 3 assist. Tentu aja langsung banyak yang menaruh harapan pada Mikel Arteta dan pasukannya.
Perhatian lain tertuju pada Leeds United yang banyak ditunggu para penggemar Premier League. Tim yang semula harus menunggu 16 tahun untuk kembali ke kasta teratas langsung menghadapi sang juara, Liverpool sebagai lembaran baru kompetisi mereka.
Mungkin mereka kalah, tapi pasukan asuhan Marcelo Bielsa ini menunjukkan permainan yang agresif. Sistem mengunci pemain lawan satu persatu dipertunjukkan dan terbukti bikin Liverpool kewalahan. Sayang emang, Leeds harus mengakhiri pertandingan dengan kekalahan tipis 4-3.
Hal yang jadi perbincangan dari pertandingan tersebut bukan cuma permainan Leeds yang agresif, tapi juga kebiasaan unik sang pelatih ketika memantau timnya dari sisi lapangan.
Marcelo Bielsa memilih untuk duduk di atas sebuah ember yang terbalik dari spot tempat para pelatih berdiri.
Hal ini sedikit enggak lumrah karena biasanya pelatih bakal duduk di bench bersama pemain dan staf lainnya. Namun Bielsa memilih duduk di spot tersebut sambil memegang gelas minuman dan sesekali mencatat analisis pertandingan.
Ada dua alasan kenapa sang pelatih melakukan hal tersebut di pinggir lapangan.
Alasan pertama, dirinya menilai bakal lebih mudah menjangkau dan memantau para pemain dari spot tersebut dibandingkan harus duduk dari bench yang punya posisi lebih rendah. Bielsa juga ingin lebih mudah menyampaikan pesan tanpa harus terlalu sering bolak-balik ke bangku cadangan.
A;asam kedua terdengar sedikit menyakitkan, Bro. Ternyata saat masih jadi pemain dulu, Bielsa punya cedera yang sangat mengganggu untuk karirnya. Cedera tersebut adalah sakit punggung kronis yang gak pernah hilang hingga sekarang. Ini juga membantu sang pelatih untuk tetap tegak dan mampu memantau timnya dengan lebih optimal.
Well, masalah efektifitas ini mungkin ada pengaruhnya, Bro. Soalnya selama musim lalu di divisi Championship, Leeds United dikenal sebagai tim yang bermain konsisten. Taktik mengunci lawan satu persatu udah ditunjukkan oleh Leeds sejak sebelum naik kasta. Hal ini membutuhkan komunikasi yang intens dan konsisten dari pinggir lapangan.
Seenggaknya, lo bakal melihat pemandangan unik tersebut ketika Leeds bermain di atas lapangan dalam satu musim ke depan. Tapi, banyak fans Premier League yang ingin melihat Leeds bertahan lebih lama di kasta teratas sepak bola Inggris ini dan gak cuma ‘numpang lewat’ di musim 2020/2021.
Menurut lo sendiri, bakal sejauh mana Leeds United berbicara di sepak bola Inggris musim ini?