-Minim Prestasi, Sarat Tragedi-

banner-ads

Satu peristiwa paling menyedihkan buat publik bola tanah air kembali terjadi. Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora) tanpa ampun lagi membekukan seluruh kegiatan keolahragaan PSSI, istilah kerennya, PSSI dibekukan, Bro.

Nah, loe dan semua penggemar bola pasti tahu, apa yang terjadi bila pemerintah, dalam hal ini Menpora, berani mencampuri organisasi sepakbola suatu negara? Ya, jawaban benar, Bro. FIFA, sebagai induk olahraga sepakbola di seluruh dunia, bakal marah besar dan nggak sungkan-sungkan lagi buat menjatuhkan sanksi kepada sepakbola Indonesia. Risikonya, Timnas Garuda kebanggaan kita, nggak akan bisa tampil di pertandingan internasional selama sanksi dari FIFA berjalan.

Melihat sepak terjang sang Menpora, Imam Nahrawi, sejak dilantik dia sudah bertekat untuk menyelesaikan kisruh pengeololaan sepakbola Indonesia, Bro. Dan Liga Indonesia, sebagai kompetisi sepakbola terbesar di Indonesia menjadi fokus utama dari Pak Menpora ini. Semua tahu kalau sepakbola Indonesia, di tengah dukungan yang tiada henti dari berbagai supporter di seluruh tanah air, juga menyimpan cerita sedih, yaitu pembinaan yang sangat kurang. Berprestasi di usia muda, dan kendor di level yang lebih senior.

Selain itu, klub sepakbola yang statusnya profesional masih pula menetek pada pemerintah daerah setempat untuk membiayai anggaran pengeluara. Ditambah lagi, banyak kasus pemain yang meninggal dunia lantaran sakit dan tidak bisa berobat. Nggak punya duit, Bro. Gajinya saja belum dibayar.

Ada yang salah dengan sepakbola Indonesia, dan Imam Nahrawi bertekad untuk membenarkan dan membawa sepakbola Indonesia ke jalur yang benar. Langkah pertama adalah dengan membentuk Tim 9 untuk meningkatkan prestasi olahraga Indonesia yang makin terpuruk di level internasional.

Tim ini membawa solusi bahwa Kemenpora harus menunda Liga Indonesia 2015 hingga semua persyaratan standar organisasi sesuai UU 2005 Sistem Keolahragaan Nasional dan peraturan pelaksanaan lainnya, termasuk verifikasi internasional (AFC), dipenuhi oleh semua klub yang ikut berkompetisi, plus melunasi segala kewajiban klub kepada para pemain, pelatih, serta ofisial klub. Beberapa klub besar-pun terancam nggak bisa ikut Liga Indonesia karena nggak mampu memenuhi persyaratan.

Setelah mengalami penundaan, Liga akhirnya berjalan. Namun menyisakan pertanyaan dengan nekadnya beberapa klub yang dianggap tidak lolos verifikasi untuk mengikuti pertandingan resmi Liga Indonesia.

Nah, siapa yang salah dalam masalah ini? Yang pasti, publik bola tanah air, berikut para pemain bola telah menjadi korbannya. Dan bila FIFA menurunkan amarahnya, kacau Bro. Timnas Garuda nggak akan bisa lagi ikut ajang-ajang internasional, termasuk SEA Games. Gimana menurut loe?