Novak Djokovic akhirnya tak bisa tampil di Australian Open 2022. Potensi buat meraih gelar Grand Slam ke-21 untuk melewati rekor Rafael Nadal dan Roger Federer pun kini hilang.banner-ads

Begini awal mula keriuhan itu muncul:

1. Novak Djokovic Anti Vaksin

Baca Juga: Eugenie Bouchard Petenis Cantik Menolak Dilupakan





Novak Djokovic dikenal sebagai petenis anti-vaksin nekat terbang ke Melbourne. Kala itu, ia disebut mengantongi pengecualian vaksinani COVID-19 dari Tennis Australia (TA) dan Pemerintah Negara Bagian Victoria.

Tapi, Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, dengan tegas menyatakan bakal langsung memulangkan Djokovic jika sang petenis gagal menunjukkan bukti atau keabsahan dokumen berkaitan dengan vaksin.

2. Ditahan Otoritas Australia



Novak Djokovic ternyata tiba di Australia. Tapi ia langsung ditahan oleh otoritas setempat di Bandara Tullamarine, Melbourne, Australia.

Visa Djokovic dipermasalahkan karena dianggap gagal menunjukkan cukup bukti terkait izin masuk. Salah satunya soal vaksin. Djokovic ditahan di Hotel Park.

3. Muncul Unjuk Rasa


Unjuk rasa dari para penggemar Djokovic muncul. Mereka meminta sang idola dibebaskan.

Demo itu terjadi setelah muncul kabar Djokovic diperlakukan seperti kriminal.

4. Djokovic Banding



Djokovic melalui pengacaranya mengajukan banding karena marasa mendapat perlakuan tak adil dari petugas imigrasi. Ia berdalih punya cukup bukti untuk bertanding pada Australian Open 2022.

Djokovic kemudian menang dalam banding itu. Ia pun mengunggah foto ketika berada di Melbourne Park, venue Australia Open.

Tapi, Menteri Imigrasi Australia, Alex Hawke, menggunakan kekuatan pribadinya untuk kembali membatalkan visa Djokovic. Hal itu membuat Djokovic harus bermalam lagi di Hotel Park, Melbourne, sambil menunggu sidang pengadilan Federal.

5. Djokovic Dideportasi



Usai banding lagi di pengadilan Federal, hakim menolak. Novak Djokovic pun harus dideportasi.

Novak Djokovic mengaku sangat kecewa. Namun, dia menghormati keputusan pengadilan dan akan bersikap kooperatif selama proses deportasi.