Saat liga sepakbola belahan dunia sudah menggunakan teknologi garis gawang atau yang akrab dengan istilah hawk-eye, kompetisi La Liga justru tak mau menggunakannya. Tapi kenapa?
Presiden La Liga Javier Tebas terang-terangan ogah mengaplikasikan teknologi ini karena perlu banyak keluar biaya. Ah sekelas La Liga kok ngirit?
"Tidak, kita tidak akan menggunakannya. Kita harus mengeluarkan banyak uang untuk memilikinya," kata Tebas dimuat Soccerway.
Liga Premier League, Bundesliga, Serie A sampai Ligue 1 sudah menerapkan teknologi ini. Turnamen sekelas Liga Champions dan Liga Europa juga menggunakan hawk-eye untuk membantu berjalannya laga.
Memang, perusahaan untuk pemasangan teknologi garis gawang cukup mahal. Perusahaan asal Jerman, GoalControl, memang memasang harga cukup tinggi untuk teknologi ini.
Biaya pemasangan teknologi tersebut mencapai 420 ribu poundsterling untuk satu stadion dengan durasi kontrak tiga tahun saja.
Tak heran mungkin La Liga masih akan berkomitmen dengan pengamatan konvensional. Mungkin mereka lebih baik menaikkan gaji lebih banyak sedikit untuk ofsial hakim garis dibanding menggunakan teknologi mahal hawk-eye.
Melihat pemasukan dan keuntungan La Liga dari hak siaran saja agaknya sedikit berlebihan ketika kompetisi ini menolak menggunakan teknologi ini.
Apalagi sebagai salah satu liga terbaik dunia, La Liga jadi agak ketinggalan teknologi dengan liga-liga lainnya.