Komite eksekutif Badan Sepak Bola Eropa (UEFA) memberi lampu hijau untuk melangsungkan Piala Eropa 2020 di beberapa negara. Mantan kapten Prancis Michel Platini, yang sekarang menjabat sebagai presiden UEFA, pertama kali melemparkan ide untuk menyelenggarakan turnamen itu di beberapa negara pada awal tahun ini. Rencana yang out-of-the-box ini sebagai upaya untuk menghindari biaya tinggi mengingat benua itu masih dilanda krisis keuangan. Infantino mengatakan Piala Eropa 2020 akan dilangsungkan di seluruh benua, di beberapa kota besar. Turnamen yang akan dilangsungkan pada delapan tahun mendatang sebagai "Piala Eropa untuk Eropa." Turki, yang bertekad menjadi tuan rumah tunggal untuk Piala Eropa 2020, bersama Azerbaijan, Georgia, serta Republik Irlandia, Wales, dan Skotlandia yang berniat menjadi tuan rumah bersama, menjadi pihak-pihak yang menentang proyek tersebut. Istanbul juga merupakan kandidat untuk menjadi tuan rumah Olimpiade di tahun yang sama, meski Komite Olimpiade Internasional (IOC) telah mengatakan bahwa jika satu negara melangsungkan dua ajang besar dalam waktu yang berdekatan maka hal itu merupakan pelanggaran peraturan. Sekretaris jenderal FIFA Jerome Valcke, yang berbicara dalam kapasitasnya sebagai individu, mengatakan pada pekan lalu dirinya gagal memahami konsep turnamen benua yang dilangsungkan di beberapa negara, dan mengatakan bahwa hal itu akan merusak kompetisi. Platini mengatakan sebelum malam final Piala Eropa tahun ini bahwa perayaan ke-60 kompetisi ini, yang diadakan setiap tahun, dapat melibatkan "12 atau 13 negara di seluruh Eropa" dan mayoritas dari 53 federasi anggota UEFA menyambut baik usulan tersebut. Hal yang mendasari argumennya adalah pengorganisasian Piala Eropa akan menjadi lebih mudah, setelah sempat terjadi kekhawatiran serius perihal biaya-biaya yang mahal dan penundaan pengerjaan infrastuktur di Polandia dan Ukraina, yang merupakan tuan rumah Piala Eropa tahun ini. Source: AFP dan Antara banner-ads