Leicester City menjadi kandidat juara EPL musim ini. Di tengah musim yang gila ini, the Foxes menjelma menjadi tim menakutkan.

Hebatnya Si Rubah sukses bukan berkat gelontoran uang seperti raksasa-raksasa Liga Inggris lainnya. Bermodalkan pemain yang tak punya label bintang, Claudio Ranieri membuat pemainnya sendiri menjadi bintang. 
 


Coba pikir sejenak, sejak musim ini dimulai, siapa yang berpikir Leicester 'sejauh' ini? Dengan 53 poin memuncaki klasemen sementara Liga Inggris mengungguli tim-tim berlabel raksasa.

Hebatnya lagi, klub bermarkas di King Power Stadium itu berhasil mengacak-ngacak kebiaasan dan tradisi empat besar Liga Inggris. Di mana MU, Liverpool dan Chelsea?

Mereka amburadul. Sang pengekor Leicester justru hadir lewat Tottenham Hotspur, dan dua tim besar Arsenal-Manchester City.

Ranieri menegaskan, timnya kuat dan menjadi kejutan memang bukan karena uang. Eks manajer Chelsea itu menjabarkan, kebersamaan dan kerja keras menjadi kunci suksesnya membesut Leicester.
 
 
"Saya punya pemain yang datang dari Manchester setiap pagi dan ada pemain yang harus menempuh perjalanan dari London. Itu bisa terjadi karena tim membolehkan hal tersebut terjadi. Dan saya bangga atas kerja keras mereka,” katanya di DailyMail.

"Setiap orang merasa dirinya menjadi bagian dari klub. Jadi ketika mereka bermain sangat buruk untuk tim, mereka merasa mengkhianati anggota tim lainnya,” sahutnya.

Di sesi wawancara lainnya, Italiano yang juga pernah membesut Juventus itu menyatakan, ia tak pernah memberi tekanan pada para pemainnya. Ia menilai bersenang-senang juga perlu untuk menjalani laga dengan tenang.

"Kami hanya bersenang-senang. Mereka harus rileks dan tak perlu terburu-buru," ucapnya.
 
 
banner-ads