Nissan Stadium menjadi saksi keperkasaan tim Samba atas tim Matador meski harus melalui perpanjangan waktu.
Richarlison Cs unggul lebih dulu sebelum disamakan Marco Asensio dkk. Namun di perpanjangan waktu, ada Malcolm, striker gagal Barcelona yang jadi pahlawan di ajang tersebut.
Baca Juga: Joao Pedro, Striker Brasil yang Meledak!
Dari skuat yang dikirim Brasil ke Olimpiade memang bukanlah generasi emas. Bisa dibilang, Brasil cukup menahan kekuatan.
Tapi tak disangka, skuat yang ada justru adalah yang paling ideal. Kita mungkin baru kali ini melihat pemain nomor 10 dipakai pemain Everton, Richarlison, yang karismanya konon tak bisa menyamai Neymar Cs, Ronaldinho atau Rivaldo.
Tapi begitulah Olimpiade, skuat yang tak terlalu dibebani, justru memang bisa tampil ciamik tanpa beban.
Dari nama-nama yang ada, ada satu senior yang nyaris kepala empat dan jadi kapten.
Dia adalah Dani Alves, bek veteran yang sudah lama melintang di jagat sepakbola.
Sementara sisanya, nama-nama Brasil hanya menjanjikan pemain muda potensial saja.
Reinier, Matheus Cunha atau Gabriel Martinelli adalah nama-nama wonderkid namun belum teruji benar.
Tapi mereka membuktikan, dengan tanpa ekspektasi berlebih dari luar, mereka benar-benar main dengan tenang dan pulang bawa medali paling tinggi di kompetisi.