Maverick Vinales memang baru dua musim berkarier di MotoGP. Akan tetapi, rider muda itu terbilang langsung tampil ganas bersama Ecstar Suzuki.
Pada musim perdananya, ia mendapat penghargaan sebagai rookie of the years dalam ajang balapan motor kelas premier itu. Di musim keduanya, ia juga sekali naik podium teratas di GP Inggris.
Baru dua musim berada di Suzuki, The Top Gun selanjutnya bakal berkiprah di Movistar Yamaha. Ia bakal menjadi tandem Valentino Rossi, rider yang selalu menjadi tolak ukur setiap pembalap muda.
Pada musim perdananya, ia mendapat penghargaan sebagai rookie of the years dalam ajang balapan motor kelas premier itu. Di musim keduanya, ia juga sekali naik podium teratas di GP Inggris.
Baru dua musim berada di Suzuki, The Top Gun selanjutnya bakal berkiprah di Movistar Yamaha. Ia bakal menjadi tandem Valentino Rossi, rider yang selalu menjadi tolak ukur setiap pembalap muda.
Vinales pun tentu bakal dibebani oleh target yang berbeda, tentunya lebih berat ketimbang dua musim terakhir ini. Selain itu, ada Rossi yang sepertinya hampir tak pernah akur dengan rider yang istimewa seperti salah satunya, Jorge Lorenzo, Marc Marquez. Bagaimana dengan Vinales?
1. Target Mengalahkan Rossi
Vinales juga ternyata menjadi salah satu rider yang ingin sekali mengalahkan sosok Rossi. Ia mengaku target pertamanya adalah The Doctor.
"Satu-satunya hal yang berubah adalah saya akan membalap bersama Yamaha, dan tentu target yang berbeda. Seorang rekan setim berarti memiliki sebuah referensi, dan dengan cara itu Anda tahu level motor,” ujar Vinales.
“Jelas bahwa Rossi adalah pembalap pertama yang harus saya kalahkan. Saya tidak mengalami tekanan karena Aleix Espargaro juga rival yang sulit buat saya musim ini,” lanjutnya.
2. Kepercayaan Diri Tinggi Seorang Vinales
Musim ini, Vinales memang tampil luar biasa dengan meraih podium pertama di GP Inggris. Selain itu, ia juga berada di posisi empat klasemen MotoGP, tertinggal 17 poin saja dari Jorge Lorenzo.
Vinales pun menilai dirinya sendiri dengan nilai 9 untuk penampilannya. Kepercayaan diri yang tinggi memang wajib dimiliki setiap rider.
"Melihat apa yang kami raih dan posisi di klasemen, saya memberikan nilai 8.5 dan 9 untuk diri sendiri. Nilai motor juga sama, kami telah tumbuh bersama. Tujuan kami musim ini adalah finis keenam dan sekarang saya justru keempat. Saya bahkan masih memiliki kesempatan untuk finis ketiga,” ungkapnya.
3. Bertandem Dengan Rossi Merupakan Keputusan Terbaik
Vinales menyebut bahwa dirinya sempat ngedrop karena tak kunjung berprestasi. Akan tetapi, beberapa balapan terakhir ia selalu tampil baik.
Ia pun tak menyesali keputusannya untuk cabut ke Movistar Yamaha. Meski ia menyebut itu merupakan keputusan sulit.
"Sejak awal saya memiliki banyak keraguan, sehingga hengkang adalah keputusan yang sangat sulit. Tapi setelah memenangi grand prix dan mencetak beberapa podium, saya jadi merasa lebih nyaman. Prestasi itu adalah cara untuk mengembalikan kepercayaan tim,” ungkapnya.