Beberapa waktu lalu, ada wacana yang digulirkan Kemenpora untuk menggelar MotoGP 2017 di kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Dianggap ide yang kurang strategis jika dilihat dari banyak aspek.
Dan, benar saja. Kemenpora menulis rilis bahwa rencana tersebut batal.
"Dengan kondisi persiapan menjelang penyelenggaraan Asian Games 2018 di kawasan GBK Senayan, akhirnya diputuskan untuk tidak merencanakan penggunan kawasan GBK Senayan bagi penyelenggaraan MotoGP 2017," demikian tertulis Kemenpora.
Semakin rumit saja sepertinya mengingat target hanya beberapa bulan lagi. Untuk menyelenggarakan event sekelas MotoGP memang tidak bisa main-main.
Perlu perencanaan tepat, seperti waktu itu diucapkan Presiden Joko Widodo. Ketika itu, dalam sebuah rapat, Jokowi belum menerima usulan soal Sirkuit Sentul sebagai tuan rumah.
Alasannya adalah tentu saja soal dana. Sentul merupakan fasilitas milik swasta yang tidak bisa didanai oleh APBN. Sirkuit kebanggaan Indonesia itu memang perlu banyak perubahan untuk menggelar MotoGP yang ditaksir bisa mencapai angka ratusan miliar.
Tapi belakangan Sentul melunak, mereka tidak meminta negara membiayai proyek tersebut. Hanya saja, mereka ingin pemerintah mengeluarkan payung hukum dengan commitment fee sekitar Rp 100 juta untuk tahun 2017, yang harus dibayarkan paling lambat bulan Agustus 2017.