Pavard mungkin dikenal karena gol indah yang dicetak olehnya pada ajang Piala Dunia 2018 lalu. Sejak gol indah itu banyak banget yang penasaran sama sosok pria asal Prancis satu ini.

Di awal karir, pemain kelahiran 1996 ini sebenarnya gak terlalu menarik perhatian media massa maupun tim scouting dari tim-tim besar. Bek tengah yang fleksibel dan bisa bermain jadi bek kanan ini memulai karir profesionalnya bersama Lille B pada tahun 2014. Permainannya yang konsisten dan dapat jadi pelapis yang baik bikin tim utama Lille mempromosikannya pada tahun 2015.

Secara total selama dua musim bersama Lille, Pavard bermain 41 kali dan mampu mencetak 1 gol. Permainan konsisten dari Pavard ini mulai menarik perhatian dari salah satu tim Bundesliga.banner-ads


Tahun 2016 lalu Pavard akhirnya dibeli oleh VFB Stuttgart yang saat itu sedang berjuang di 2. Bundesliga, divisi kedua kompetisi sepak bola Jerman. Ternyata Pavard berhasil mengantarkan Stuttgart juara 2. Bundesliga dan promosi ke divisi teratas Bundesliga di musim pertamanya. Uniknya, pada pertandingan debut Pavard bersama Stuttgart, 3 Oktober 2016 dirinya berhasil mencetak satu gol. Stuttgart pun menang 4-0 saat itu melawan SpVgg Greuther Fürth.

Ada cerita menarik yang terjadi pada tahun 2016 ini, Bro. Pavard yang masih sangat muda dan nasionalis tentunya pergi mendukung Prancis sebagai tuan rumah Euro 2016. Saat itu sang pemain belakang pergi bersama teman-temannya dan menyaksikan pertandingan dari bangku penonton. Tentu aja Pavard saat itu belum masuk radar pemandu bakat tim nasional Prancis senior. Meski begitu, dirinya udah pernah membela Prancis U-19 dan U-21.


Sayangnya saat itu Pavard dan kawan-kawannya emang harus kecewa karena tim nasional mereka kalah di final oleh Portugal dengan skor tipis 1-0. Pavard tetap mengambil foto di atas sebagai kenang-kenagan momen yang mereka nikmati bersama.

Ternyata impiannya mulai terwujud pada tahun 2017 ketika dirinya dipanggil untuk memperkuat tim nasional senior. Pertandingan demi pertandingan dilewati dan membantu Prancis melaju mulus di kualifikasi menuju Piala Dunia 2018 di Rusia.

Lalu tibalah tahun 2018, Pavard dipanggil sebagai salah satu skuad utama timnas Prancis. Meskipun posisi alaminya adalah bek tengah, dalam turnamen ini dirinya ditunjuk jadi seorang bek kanan. Well, itu berhasil karena Prancis bisa melaju mulus ke final dan juara dengan Pavard yang bermain secara reguler.



Tentu aja momen ikonik dari Pavard di Piala Dunia 2018 adalah gol tendangan volley ke gawang Argentina. Hal yang bikin gol tersebut menawan adalah pergerakan bolanya yang kelihatan aneh. Dari sudut pandang penonton, bola tersebut seperti bergerak lambat. Tapi kalau lo liat dari sudut pandang pemain, bola tersebut melengkung dan meluncur cepat.

Dari yang awalnya hanya bisa menyaksikan dari bangki penonton, Pavard malah jadi salah satu orang penting di balik gelar juara mereka.


Setelah itu klub-klub besar mulai memantaunya dan satu musim kemudian pada tahun 2019 akhirnya Pavard gabung dengan Bayern Munchen dengan mahar 30 juta euro. Ternyata musim 2019/2020 juga jadi musim yang luar biasa buat pemain satu ini.

Gelar bergengsinya gak berhenti di Piala Dunia 2018 karena pada musim pertamanya bersama Bayern, Pavard berhasil ikut mengantarkan The Bavarians mendapatkan treble winner. Meskipun sebelum Liga Champions kembali digelar saat pandemi, Pavard dihantui keraguan bisa kembali tampil karena mengalami cedera ligamen.


Tapi kerja keras dan keinginannya untuk sembuh bikin Pavard bisa kembali ke skuad Bayern di semifinal dan ikut jadi bagian di skuad final walaupun sebagai pemain pengganti.

Cedera Pavard bisa pulih dalam waktu yang terbilang cepat. Ini menunjukkan emang keinginannya untuk tetap jadi bagian dari skuad sangat kuat.

Mungkin musim 2020/2021 nanti, bek satu ini bakal kembali bermain reguler sebagai starter, Bro!