Angkat berat sepertinya menjadi cabang yang bakal diperhatikan rakyat Indonesia. Terlebih Sri Wahyuni menyabet medali perak pertama di ajang Olimpiade Rio 2016.

Yuni turun di kelas 48 Kg mencatatkan total angkatan 192 Kg. Dari beban itu, ia mengangkat 85 Kg snatch dan 107 clean and jerk.

Sementara, medali emas jatuh ke tangan Sopita Tanasan. Lifter Thailand ini berhasil melakukan total angkatan 200 kg.

Pada kategori snatch, Yuni berada di urutan kedua. Dia kalah dari Sopita yang berhasil mengangkat beban 92 kg.

Sanjungan datang dari Presiden Jokowi hingga seluruh rakyat Indonesia. Begitu juga dengan Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi yang memberikan semangat lebih kepada Yuni.
 


Kabarnya, Yuni bakal langsung menerima bonus sebesar Rp 2 miliar. Selain itu, ia juga akan mendapat tunjangan hari tua sebanyak Rp 15 juta setiap bulannya.

Yuni merupakan perempuan kelahiran Bandung 13 Agustus 1994. Kariernya dimulai sejak belia, bahkan tiga tahun yang lalu Yuni berhasil meraih medali emas dalam SEA Games Myanmar. Setelah itu, ia juga menyumbangkan perak dalam Kejuaraan Asia di Astana Kazakhstan. 

Tahun 2014, ada tiga raihan yang didapatkan Yuni. Pertama ia meraih perak di Asian Games Korea Selatan. Ia juga meraih perunggu di Kejuaraan Dunia Angkat Besi angkatan clean and jerk. Setelah itu, dia meraih dua emas dan satu perak dalam Kejuaraan Dunia Junior.

Yuni memiliki tinggi badan 147 cm dengan berat 47 Kg. Ia juga tercatat sebagai mahasiswi Jurusan hukum Universitas Bhayangkara, Bekasi.

Selamat Sri Wahyuni, kau terbaik!
banner-ads