Franco Morbidelli mengatakan dia tidak bisa kecewa usai finis kedua saat naik podium MotoGP untuk pertama kalinya di Brno. Sejak awal, ia memang jadi salah satu favorit setelah menunjukkan kecepatan yang mengesankan dalam latihan.banner-ads

Merebut keunggulan pada Turn 1, Morbidelli dengan cepat membangun keunggulan 2,5 detik atas lawan. Tetapi ia memilih ban belakang yang lebih lembut hingga ia terus digulung oleh Brad Binder yang terus cepat dengan sembilan lap tersisa.

Meskipun demikian, Morbidelli terus bergerak untuk menyelesaikan finis kedua di podium MotoGP pertama yang telah lama ditunggu-tunggu.

“Saya sangat senang dengan podium ini. Bagian pertama balapan, saya hanya mencoba untuk mendapatkan kecepatan saya dan mengatur ban sebaik mungkin, jadi saya melakukan yang terbaik, tetapi setelah 10 lap saya berjuang dengan ban dan kemudian lima lap akhir saya mengalami penurunan lagi dan saya membawa pulang mesin dan mendapatkan podium pertama ini untuk membawa kegembiraan bagi saya, tim saya, dan orang-orang.”



Dalam periode 18 bulan, usahanya dibayangi oleh rekan setimnya Fabio Quartararo. Morbidelli mengatakan dia merasa kerja keras yang dia lakukan di belakang layar selama musim dingin kini membuahkan hasil.

“Tahun lalu adalah tahun yang sulit bagi saya karena saya pikir, saya akan lebih kuat dari apa yang saya tunjukkan. Sebaliknya, Fabio benar-benar bagus dan sangat kuat, jadi saya berkata pada diri sendiri di akhir tahun bahwa saya tidak ingin terus berjalan di jalur itu dan mengalami situasi itu lagi," katanya.

“Jadi, saya mulai bekerja lebih banyak, bekerja lebih baik dan lebih serius di rumah. Saya mencoba untuk menjadi lebih profesional dan saya sudah melihat hasilnya dalam tes, saya lebih cepat dari tahun lalu."

Dalam momen ketika naik podium, Morbidelli mencari teman, mentor dan kemungkinan rekan setimnya di Petronas SRT Yamaha Valentino Rossi.

“Saya di sini terutama karena dia, karena dia percaya pada saya ketika saya bukan siapa-siapa. Saya tahu ini aneh karena kami berpacu satu sama lain, tetapi ketika balapan selesai dia adalah teman baik saya, dia seperti paman atau kakak, jadi setelah balapan saya hanya ingin memeluk dia dan para pembalap Akademi. Itu adalah momen yang luar biasa,” pungkasnya.