Diego Simeone bukanlah manajer gagal. Sebagai kapten kapal yang menakhodai Atletico Madrid, ia adalah juru taktik spesial.
Simeone mengangkat level Los Rojiblancos ke level yang semestinya sebagai tim sekota Real Madrid. Lupakan dulu kekalahan menyakitkannya dari rival sekota di Final UCL kemarin.
Sebab, pria Argentina sejati ini adalah kapten kapal sekaligus motivator ulung bagi para pemain-pemainnya. Berapa banyak pemain yang ia sulap menjadi bintang kelas A.
Antoine Griezmann sebagai contoh teranyar perekrutan brilian Simeone. Griezmann datang sebagai winger sejati dari Real Sociedad langsung berubah posisi sebagai bomber ulung di Vicente Calderon.
Nah, kini Simeone sudah mempertimbangkan untuk lengser dari tim yang sudah ia tangani sebagai entrenador sejak 2011 lalu. Ia pun mengakui ini waktu yang bisa ia jadikan untuk mencari 'laut' baru lagi.
Bukan sebagai manajer gagal, sebab semua gelar bergengsi sudah Simeone persembahkan untuk Atletico, kecuali Liga Champions. Petualangan baru pun menanti Simeone jika ia mau langsung hengkang.
Meski berpikir cabut, pelatih asal Argentina yang konon diincar kuat oleh Internazionale ini masih terlalu sayang kepada anak-anak asuhnya di Calderon.
"Saya rasa saya haru mulai berpikir. Ini sangat logis dipertanyakan usai derita yang kami alami," ujar manajer yang juga pernah menjadi pemain Atletico dilansir Reuters.
"Saya bangga dengan para pemain saya, jujur saya mencintai mereka, jelas mereka telah memberikan segalanya dan memang selalu begitu," tambah eks pemain Inter Milan ini.
"Kami punya peluang untuk jadi juara, kami tidak mewujudkan peluang itu. Kami harus terus bekerja, saya harus memikirkan bagian saya. Itulah yang saya lakukan sekarang," ucapnya.
Bagi Simeone, derita yang mereka alami di San Siro ini memang cukup menyakitkan. Apalagi dua tahun lalu, mereka juga sudah sampai final dan bertemu pula dengan El Real.
Dua kekalahan ini cukup membuat luka bagi dirinya dan tim yang ia besut. "Yang jelas adalah tidak ada yang mengingat mereka yang kalah. Kalah di dua final adalah kegagalan. Kami harus mengatasi ini dan menyembuhkan luka kami," sambungnya.
Simeone masih mengambang disinggung apakah akan pindah. Tapi yang jelas, tanda tangannya tetap akan diburu klub besar.
Chelsea saja dulu mengejar-ngejarnya sebelum akhirnya Antonio Conte yang setuju menangani The Blues.
Keahlian Simeone sebagai motivator bukan ditandai dengan gaya bermain Griezmann sekarang yang begitu gemilang sebagai juru gedor.
Simeone pandai melihat potensi pemain muda. Saul Niguez juga berkembang pesat usai dipercaya menjadi jenderal lapangan tengah timnya.
Sebelumnya ia juga sudah melahirkan bomber-bomber kelas wahid berkat kejeliannya seperti Sergio Aguero, Radamel Falcao sampai Diego Costa.
Kembali tajamnya El Nino alias Fernando Torres juga tak lepas dari tangan dinginnya.