BEK kawakan Paolo Cannavaro klub Sassuolo senang timnya disandingkan dengan Leicester City, sang calon juara Premier League musim ini. Meski secara urutan kedua tim berbeda jauh, Cannavaro menilai mental dua tim ini mirip.
"Ada perbandingan ini membuat saya senang, saya menyukainya, meskipun kami masih berjuang dalam segi posisi bukan yang pertama," ucap Cannavaro dilansir SkySports Italia.
Sassuolo saat ini masih berada di urutan tujuh klasemen sementara Serie A. Mungkin bukan posisi dengan Leicester yang hampir jadi juara di EPL soal perbandingan yang dimaksud adik Fabio Cannavaro tersebut.
Tapi ini soal mentalitas. Seperti diketahui, Sassuolo merupakan tim yang menjadi kuda hitam beberapa musim belakangan ini. Dan mereka bisa dibilang cukup sukses karena mereka samasekali dibantu finansial berlebihan seperti raksasa lainnya.
"Ada perbandingan ini membuat saya senang, saya menyukainya, meskipun kami masih berjuang dalam segi posisi bukan yang pertama," ucap Cannavaro dilansir SkySports Italia.
Sassuolo saat ini masih berada di urutan tujuh klasemen sementara Serie A. Mungkin bukan posisi dengan Leicester yang hampir jadi juara di EPL soal perbandingan yang dimaksud adik Fabio Cannavaro tersebut.
Tapi ini soal mentalitas. Seperti diketahui, Sassuolo merupakan tim yang menjadi kuda hitam beberapa musim belakangan ini. Dan mereka bisa dibilang cukup sukses karena mereka samasekali dibantu finansial berlebihan seperti raksasa lainnya.
Inilah kesamaan Sassuolo dengan Leicester. The Foxes juga bukan sukses karena uang. Hingga kini kokoh di puncak, tak satu pun pemain bintang yang dihasilkan Leicester dari pembelian di bursa transfer.
Sebaliknya, Leicester justru menghasilkan bintang mereka sendiri macam Riyad Mahrez, Jamie Vardy ataupun Danny Drinkwater. Kesemuanya tak dibeli dengan harga mahal, tapi kini mereka justru jadi pemain mahal.
Sassuolo sendiri juga menghasilkan pemain-pemain bagus asli Italia. Nama-nama beken yang sedang atau pernah dihasilkan klub berjuluk Neroverdi itu adalah, Simone Zaza hingga Domenico Berardi.
"Mereka menutupi kekurangan teknis mereka dengan mentalitas yang membuat tim lain iri," nilai Cannavaro.