Jika Anda menyaksikan pertandingan demi pertandingan dalam World Cup 2014 Brazil yang telah berlangsung selama hampir satu minggu, maka Anda akan memperhatikan beberapa hal dan aturan baru yang belum pernah Anda lihat sebelumnya. Yang pertama, tentu saja adalah goal line technology yang sempat menuai kontroversi karena dianggap mengurangi nilai kemanusiaan dalam sepakbola. Yang kedua adalah digunakannya spray foam sebagai pencegah kecurangan dalam free kick.
Dalam pertandingan sepakbola, pada umumnya seorang wasit akan memberikan free kick dan tim yang melanggar harus berdiri dengan jarak 10 yards (9,15 meter) dari posisi tempat dilakukannya pelanggaran. Peraturan ini sangat sederhana, namun tidak sedikit pemain yang melanggar aturan jarak tersebut sehingga membuat wasit kerepotan. Kemudian hadirlah Pablo C. Silva, seorang jurnalis asal Argentina yang terganggu dengan pelanggaran yang dilakukan pemain pada aturan jarak tersebut. Ia kemudian menciptakan 9.15 Fair Play, sebuah foam yang diberi nama sesuai dengan jarak bola dari pagar betis tersebut. Di liga amatir Argentina, Silva kerap menyaksikan pemain yang melanggar aturan jarak 9,15 meter ini, sehingga spray foam ajaib ini akhirnya lahir dengan campuran air, butane, dan surfactant dengan kemasan kaleng. Formula yang dikandung 9.15 Fair Play cukup mutakhir karena akan segera menghilang dalam hitungan menit setelah digunakan, sehingga tidak akan mengotori lapangan atau sepatu pemain jika terkena dengan foam ini.
FIFA tampaknya mencintai hal ini dan menjadikan 9.15 Fair Play sebagai official foam untuk World Cup 2014. Namun ternyata, 9.15 Fair Play bukanlah barang baru. Foam ini telah digunakan dalam banyak kompetisi, termasuk Copa America 2011 dan World Cup U20 - Turkey 2013. World Cup 2014 Brazil menjadi kompetisi Piala Dunia pertama yang memanfaatkan jasa 9.15 Fair Play.