Direktur Pelaksana Yamaha Motor Racing, Lin Jarvis mengungkapkan bagaimana rasanya bekerja dengan para superstar. Di bawahnya, ia harus mengurus Juara Dunia sembilan kali dan Juara Dunia lima kali Jorge Lorenzo.
Selama berada di Yamaha, Jarvis berhasil membawa tim tersebut beberapa kali menjadi juara dunia. Apa saja yang dilakukannya kala itu?
“Dengan kehalusan, diplomasi dan kesulitan adalah tiga yang bisa saya katakan. Ini adalah waktu yang paling berharga karena ketika kami bersama-sama, kami memenangkan tiga mahkota rangkap tiga, empat kejuaraan bersama Vale, lalu tiga dengan Jorge, atau bagian mana dari waktu mereka bersama," katanya.
“Jadi, saya pikir kami memiliki empat kejuaraan bersama ketika mereka berada dalam satu tim. Itu memberi banyak positif dan umpan balik. Tapi tahukah Anda, itu cukup sulit karena setiap atlet papan atas sangat fokus pada tujuan dan sasaran mereka sendiri dan hal terakhir yang menjadi perhatian mereka adalah apa yang akan dicapai atau tidak dicapai oleh rekan setim merek."
Gara-gara itu juga, Jarvis harus benar-benar memperhatikan setiap individu. Ia pun wajib berlaku adil buat keduanya.
"Anda harus berusaha merawat masing-masing sebagai individu, pastikan Anda selalu adil, itu tidak selalu berarti selalu sama dalam segala hal," tuturnya.
“Kami memiliki kesetaraan dalam filosofi kami terhadap pembalap, tetapi jika yang satu menginginkannya lalu yang lain menginginkannya, maka Anda memastikan bahwa Anda memisahkan diri."
"Tetapi ada beberapa momen di masa itu ketika, Anda tahu, ada beberapa ego besar dalam olahraga ini juga, Anda harus mengelola pembalap, ego pembalap, kru, harapan mereka, tuntutan mereka yang terkadang tidak bisa kami berikan atau memenuhi. Ini cukup sulit, tetapi jika Anda bertanya kepada saya, saya akan selalu mengambil dua pembalap top, lebih merangsang dan menantang. Saya pikir tim tahun depan harus baik, tim tahun ini baik tetapi tahun depan juga bagus. Dua senjata muda di sana yang keduanya level atas. Jadi keinginan kami adalah untuk kembali ke era kemenangan. Itulah yang kami coba lakukan. "