Enggak cuma pamer eksistensi, manfaatnya banyak. Dari membangun bisnis sampai kerjasama atasi begal antar klub dan polisi.

banner-ads

Show off atau sekadar kumpul-kumpul memang banyak dilakukan anak klub . Alasannya, menjalin pertemanan dan silaturahmi antar anggota klub. Kegiatan kumpul-kumpul ini bukan show off untuk menunjukkan kekuatan klub, tetapi dikembangkan menjadi kerja sama bisnis yang saling menguntungkan.

"Ajang kumpul yang dilakukan biasanya untuk refreshing, bisa ketemu teman, ngobrol soal motor kadang bisa merencanakan suatu kegiatan, seperti turing, bakti sosial atau kegiatan lain," terang Welda, dari komunitas Women on Wheel (WOW) yang fokus dengan kegiatan freestyle menggunakan motor gede (Moge).

Welda menampik kegiatannya cuma show off. "Kegiatan klub banyak sekali. Termasuk bikin event kegiatan. Kita juga sering dapat undangan ke acara, seperti pembukaan dealer, ulang tahun komunitas lain, dan pengetsan motor. Jadi abanyaklah kegiatan yang bermanfaat. Kan hanya tujuan cari untung aja, mencari teman dan saudara yang banyak, jauh lebih berharga," lanjutnya.

Inge Widjaya yang juga ketua WOW menambahkan, kebersamaan di klub bisa membantu teman memasarkan usaha. Wanita yang punya usaha apparel shop di Serpong, Tangerang ini memang doyan riding. Pengendara Honda CBR 1000 dan Kawasaki Ninja 250 ini lebih nyaman dengan anggota komunitasnya.

"Rata-rata kita kenal satu sama lain, jadi kepercayaan buat bisnis dan turing bareng lebih enak dibanding dengan orang baru. Bahkan kita berempat perempuan semua, sering turing bareng. Sekadar refreshing dan ngetes skill berkendara, terang wanita yang juga doyan turing ini."

Hal senada diungkap Diarodin dari Ninja Club Community (NCC). “Bukan cuma showoff sih. Memang kadang juga show off, pamer modifikasi motor. Tapi kan dari show off kita bisa bantu usaha teman. Biasanya saat show of di monas atau di acara-acara komunitas, ada yang tanya, di mana modifikasi motor seperti ini, nah kita tunjukkan ke teman kita. Karena di klub ini semua modifikasi dikerjakan satu bengkel temen anggota juga,” terang penggemar motor gede ini.

Memang biasanya bersama anggota klub, riding bareng menjadi agenda khusus. "Anggota klub memang senang naik motor. Kalau Cuma naik motor sendiri di jalan, biasa. Kurang asyik. Nah, kalau ramai-ramai, tentu lebih memberi kesan beda," lanjut Diar.

Daerodin juga menjelaskan, kebersamaan di klub sangat enak dinikmati. Di sini kita bisa punya teman, punya saudara dan merencanakan kegiatan bersama. "Dengan pertemanan di klub bisa menambah network yang menunjang kerja kita. Bisa dapat projek lho di sini. Bukan hanya tukar informasi soal motor tapi juga perkerjaan juga. Di sini rata-rata punya usaha sendiri, kita saling membantu usaha teman satu klub," paparnya.

Lain lagi komunitas Detic (Depok Tiger Club), yang setiap malam minggu melakukan kopdar (Kopi darat). Mereka bahkan aktif bekerjasama dengan kepolisian. Seperti melakukan sosialisasi aman berkendara atau membantu menjaga ketertiban di lingkungan kita.

"Seperti saat ramai-ramainya begal motor. Kebetulan anggota kita ikut bantu menangkap begal motor. Akhirnya sebagai klub yang ikut bertanggung jawab menjaga keamanan kita membantu polisi menjaga keamanan pengguna motor yang pulang kerja malam. Kita kordinasi melalui media sosial untuk jalan bareng. Kumpul di satu titik, jalan bareng ada anggota klub yang secara bergantian mengawal. Selain itu kita sosialisasikan semua anggota, kalau melihat kejahatan perampasan dan begal motor, segera melaporkan ke Kepolisian. Tidak main hakim sendiri," papar Putra yang juga pendiri Detic.