Gampang sekali untuk bersikap sini mengenai karya builder motor. Mereka hampir selalu terlihat bagus, tapi sering sekali mengorbankan beberapa hal untuk mendapatkan estetika hanya untuk menjadi perbincangan di media.

Tapi selalu ada pembenaran untuk para seniman motor itu, seperti Arturo Magni. Sebelum berkomentar, lebih baik lihat dulu sejarah dari sang builder.

Selama bertahun-tahun, ia menjadi manajer tim MV Agusta. Di bawah asuhannya, ia berhasil menyusun serangkaian prestasi di dunia yang menakjubkan sepanjang 60 hingga 70'an.

Arturo memang ingin kembali fokus kepada MV Agusta dengan mengubahkan menjadi motor GP 500cc dari pabrikan asal Italia itu. Ia masih teringat dampak dari chassis hingga desain mesin yang membantu pembalap Giacomo Agostini menjadi kompetitif.

MV Agusta Brutale Giacomo Agostini

Tahun 1976, ia cabut dari MV Agusta lalu membangun perusahaannya sendiri yaitu Magni. Orientasinya tentu berbeda, Magni merupakan toko motor hingga menyiapkan berbagai modifikasi.

Pada 2015 Arturo Magni meninggal dunia, namun ia meninggalkan harta karun berupa chassis dan desain mesin. Usaha itu lantas diturunkan kepada Giovanni, yang juga sudah bertahun-tahun berada di balik bengkel.

"Kami memilih mesin MV Brutale 800cc tiga silinder karena itu mewakili sejarah ayah saya," kata Giovanni.

MV Agusta Brutale Giacomo Agostini

Tentu sekarang sudah sedikit clear permasalahan dipilihnya model retro tersebut. Meski sebenarnya banyak juga yang dikorbankan dalam bentuk asli sesosok Brutale.

"Kami ingin menghasilkan motor yang tampak tua dan asli, tapi dengan mesin yang sama sekali baru dan bingkai dan suspensi modern," tukasnya.

banner-ads