Sering kan lihat orang nyetir sambil telepon atau ber-sms, bahkan tengak-tengok mencari alamat atau melihat GPS. Dari hasil penelitian tingkat bahaya loe bertelepon, sms atau melihat GPS, empat kali lipat orang nyetir dalam kondisi mabok.

banner-ads

Rasanya pengin tereak kalo lihat orang nyetir atau berkendara motor sambil ngoceh di telepon. Wooww…pengin mati loe? Gimana gak menyebalkan Bro, nyetir sambil terima telepon bahkan ber-sms, itu tingkat bahanyanya empat kali lipat orang mabok nyetir. Kalau mabok nyetir, dia celaka, mungkin gak bakal terasa dia. Tapi kalo orang sadar, kecelakaan, sakitnya lebih berasa kan Bro.

Loe yang ngerti soal keamanan berkendara pasti jengah lihat pengendara berperilaku itu. Loe tahu gak, kesimpulan itu berdasarkan penelitian David Strayer, PhD, peneliti dari Laboratorium Terapan, Universitas Utah. Selama lima tahun doi mepelajari berbagai dampak berponsel yang dilakukan driver termasuk yang menggunakan bluetooth atau memandangi GPS di mobilnya.

Strayer meneliti menggunakan simulator mengemudi. Ia memperoleh bukti ilmiah bahwa percakapan telepon seluler sangat mengacaukan konsentrasi dan kinerja mengemudi. Karena kapasitas perhatian manusia sangat terbatas, kekacauan konsentrasi ini akan lebih mudah menimbulkan berkurangnya reaksi terhadap pengereman. Jadi ngoceh di telepon bikin kaki loe bego, susah nginjek rem.

Strayer, juga mengungkapkan driver yang sekaligus berponsel juga lebih mungkin melakukan pelanggaran lalu lintas. Konsentrasinya terpecah pada materi percakapan, otaknya yang terbatas, lebih banyak memikirkan materi perbincangan sehingga perhatiannya terhadap rambu lalu litas dan lampu lalu lintas juga berkurang. Di depan, lampu sudah merah seharusnya berhenti, tapi loe ngoceh di telepon, sehingga kurang perhatian, dan tetep aja ngegas. Begitu loe ngerem mendadak tapi gak sampai, bisa gedubrak deh sama mobil lain yang dapat giliran lampu hijau.