Daripada celaka, lebih baik jauh-jauh kalau ketemu yang beginian. Emosian, enggak tanggung jawab, enggak peduli aturan dan keselamatan diri dan orang lain.

banner-ads

Provokatif berarti memiliki sifat yang bisa merangsang orang lain untuk bertindak. Atau lebih simpelnya, punya sifat penghasut dan mudah memperngaruhi orang lain. Dengan definisi ini, sifat provokatif cenderung negatif. Kebayang kan kalau sifat kayak begini dilakukan di jalan raya, bisa fatal.

“Pengguna jalan yang punya sifat provokatif di jalanan, tentu akan sangat membahayakan pengguna jalan lain. Bahkan bisa berlanjut ke tindak kriminal,” komentar AKBP Warsinem, Kasubdit Dikyasa Ditreskrimum Polda Metro Jaya.
Biasanya mereka cenderung melanggar aturan lalu lintas, enggak mikirin keselamatan dirinya dan pengguna jalan lain. “Misalnya pengguna motor yang suka contraflow sendiri . Biasanya pengguna motor paling depan yang dianggap profokatif, begitu dia melawan arus, saat macet, pengendara motor belakangnya semua mengikuti. Malah bikin lalu lintas ruwet dan membahayakan buat pengguna jalan lain,” tambah AKBP Warsinem.

Mereka juga mendahulukan emosi ketimbang logika. Rider dan driver provokatif gampang emosi kalau menemui kesulitan atau masalah di jalan. Misalnya kena macet, jadi mudah emosi dan membunyikan klakson. “Padahal udah tahu jalanan macet. Kalau mudah emosi mending naik angkutan umum. Bisa pakai Trans Jakarta atau angkutan lain. Lebih aman,” sarannya.
Pengguna jalan yang mudah emosi, cenderung merugikan orang lain. Melanggar lalu lintas dan main serobot. Si tukang serobot ini biasanya malas ngantri, motor atau mobil serobot sana-serobot sini. Yang dirugikan jelas pengguna lain yang sudah antri normal.

Rasa tanggung jawab rider dan driver provokatif kecil. Lalu lintas padat, main serobot, begitu nyenggol kendaraan orang, main kabur saja. “Pernah tuh ketika nyetir, jalanan macet. Eh, motor main selap-selip. Padahal tahu celah antar mobil nggak muat buka motor gede, nekat aja. Pengendaranya nggak ngerasa motornya nyenggol bikin baret. Cuma dapet lambaian tangan doang,” kekeh Rudi pengendara Honda Freed.

Apalagi jika pemilik sifat profokatif ini punya kelebihan, biasanya cenderung arogan. Ingat dengan kasus mobil Ichiro milik Andi Wenas? Mobil yang dinamai Ichiro, dibangun dari model Suzuki Vitara yang didesain khusus. Ia melakukan ‘penghukuman’ alias main hakim sendiri terhadap pelanggar lalu lintas. Ia menyenggol, mendorong, bahkan menabrak para pelanggar yang ditemuinya di jalan. Hasil ‘hukumannya’ ivideokan dan diupload di-youtube oleh Wenas. Maksudnya baik, mendidik pelanggar lalu lintas, tapi caranya, melanggar aturan bro...