Film Vin Diesel ini menjadi oase para penikmat film yang butuh hiburan di kala mereka bosan luar biasa di rumah meski saat ini keluar dari hunian cukup berisiko karena Indonesia sudah menerapkan 'work, school and pray from home'.
Well, Vin Diesel menambah lagi CV-nya main film action. Ia pernah jadi apapun. Tukan balap liar check, jagoan tukang pukul... woh itu pastinya, atau jadi agen atau mata-mata? Masa lo nggak tahu waralaba xXx. Dan bahkan nih, dia jadi babysitter dalam film komedi juga pernah.
Ada yang gue nggak sebut nggak bro? Oh jadi tentara di film perang pun doi pernah jabanin. Wah, dia juga pernah loh nampang dalam film garapan Ang Lee bertajuk Billy Lynn's Long Halftime Walk.
Lalu jadi superhero? Nah Bloodshoot menambah riwayat Diesel sebagai pria sakti setelah pernah jadi Riddick.
Di saat Fast 9 mundur karena wabah COVID-19, Vin Diesel pamer kekuatan super di Bloodshot.
Memerankan Marine Ray Garrison, alkisah ia dibunuh bareng istrinya. Tapi ia mendapat kesempatan kedua karena dihidupkan lagi oleh organisasi yang dipimpin ilmuwan Emil Harting yang diperankan Guy Pearce.
Dengan kekuatan barunya yang ditingkatkan dengan nanotech, ia menjadi prajurit sekaligus mesin pembunuh super.
Powernya bak Superman. Tapi melihat wajahnya hancur ditembak lalu partikel-partikel darahnya bikin mukanya balik sempurna lagi --ini juga berlaku dengan kaki atau tangannya yang putus lalu sekonyong-konyong balik sembuh kayak Deadpool-- mengingatkan gue bahwa Ray akan Terminator.
Meski ada formula Memento atau pengulangan kisah di sini lantaran praktik cuci otak, film ini kurang selamat dari segi cerita. Awal ke tengah memang cukup asyik, sayangnya director Dave Wilson masih terjebak premis klise.
Jajaran cast macam Elza Gonzalez sampai Toby Kebbell juga cuma pemanis. Tapi buat lo yang bingung mau nonton apa di bioskop nih bro, Bloodshot lumayanlah untuk menyegarkan dahaga lo akan ledakan dan aksi balas dendam prajurit super yang diangkat dari komik ini.
.jpg)
