88rising meminta maaf setelah menerima reaksi keras usai memposting kotak kuning untuk menunjukkan dukungan kepada komunitas Asia sehubungan dengan penembakan di Atlanta.banner-ads

Delapan orang tewas dalam tiga penembakan di area metro Atlanta pada Selasa malam. Enam dari korban adalah wanita Asia.

Tersangka, yang diidentifikasi oleh pihak berwenang sebagai Robert Aaron Long yang berusia 21 tahun, ditangkap dan didakwa sehubungan dengan penembakan.

Penembakan itu memacu dukungan bagi komunitas Asian American Pacific Islander (AAPI), karena orang-orang, termasuk tokoh Demokrat, mengutuk kekerasan yang terjadi. Anggota komunitas Asia juga berbicara menentang kekerasan, menyerukan peningkatan jumlah insiden kebencian yang menargetkan orang Asia-Amerika.



Perusahaan manajemen bakat dan label musik 88rising, juga bersuara dengan posting kontroversial di Instagram mereka yang menggambarkan satu kotak neon-kuning.

"Cukup sudah cukup. Patah hati dengan kekerasan yang menjijikkan dan tidak masuk akal di Georgia malam ini," tulis judul postingan yang sekarang sudah dihapus itu. "Kekerasan terhadap komunitas Asia harus dihentikan. Mari saling melindungi dan melawan kebencian."

Postingan tersebut menjadi bumerang, karena beberapa orang membandingkan postingan tersebut dengan postingan kotak hitam "Blackout Tuesday" yang tersebar di platform media sosial di tengah protes Black Lives Matter musim panas lalu, tetapi sebaliknya dengan warna kuning, yang secara stereotip digunakan untuk mewakili warna kulit Asia.

"Ketika saya melihat orang-orang men-tweet tentang akun-akun besar yang memposting kotak kuning, saya pikir mereka pasti bercanda. Namun 88rising benar-benar melakukannya," kicau pengguna Twitter.

Menyusul serangan balik itu, 88rising mengubah teks yang menanggapi kritik tersebut, kemudian menghapus postingan tersebut dan mengeluarkan permintaan maaf sebagai gantinya.

"Terima kasih kepada komunitas kami karena telah berbagi komentar dan kritik Anda dengan kami. Kami tidak pernah berniat untuk menyakiti, tapi kami menyadari efek dari tindakan kami dan meminta maaf. Kami tidak mencoba memulai gerakan persegi kuning, meskipun kami memahami bagaimana hal itu disalahartikan. Kami patah hati dan ingin berbagi pemikiran kami tentang kekerasan mengerikan di Georgia dan untuk mencela rasisme terhadap komunitas Asia."