Kita sudah tahu kemana saja Arcade Fire setahun terakhir ini dan mengapa kita tidak melihat mereka tampil lagi. Bagi yang sudah baca artikel sebelumnya pasti tahu kalau mereka mengurung diri di sebuah gereja kecil yang sudah dibuat menjadi studio, dan mereka dengan sangat santai mengerjakan album baru mereka disana.   Cara mereka menggarap album benar-benar unik. Pertama mereka ingin membuat album, namun belum tahu berapa lama album itu harus digarap, apa judul album tersebut, lagu-lagu apa saja yang masuk ke dalamnya, atau instrumen apa saja yang akan digunakan. Mereka hanya tahu bahwa mereka ingin mengarap sebuah album baru dan mereka ingin mengerjakannya sendiri. Ini baru spirit band indie.   Bukannya tidak ada ide sama sekali, tapi justru karena terlalu banyak ide dalam kepala mereka. Karena itulah mereka meminta bantuan beberapa grand engineer seperti Markus Dravs (Bjork, James, Brian Eno) dan Scott Colburn (Sun City Girls, Animal Collective)   Sedikit demi sedikit, lagu-lagu materi album mulai tercipta. Mereka bahkan sempat menemukan pipe organ besar pada gereja tersebut dan memanfaatkan soundnya. Selain itu ,mereka juga membeli bas steel drum dan beberapa bass synth. Mereka juga meminta bantuan pada Martin Wenk dan Jacob Valenzela, pemain terompet Calexico. Hadjii Bakara dari Wolf Parade juga menjadi korban untuk diajak Arcade Fire menyumbangkan sound bleep-bloop dan sonic yang aneh. Owen Pallett turut menyumbangkan sound orkestrasi seperti di album Funeral. Pietro Amato dan grup terompetnya juga meramaikan album untuk brass sectionnya.   Yang lebih gila lagi, Arcade Fire menempuh separuh bumi untuk ke Budapest, Hungaria hanya untuk mendapatkan sound orkestra khas disana dan paduan suara militer. Semua sound itu digabungkan dengan musik original Arcade Fire. Selain itu mereka juga membawakan cover version song. Semua itu memakan waktu setahun.   Sudah terbayang dahsyatnya album Arcade Fire yang baru? Buktikan sendiri di album baru mereka: Neon Bible. [rad]banner-ads