Langsung dijawab saja pertanyaannya, sebagian besar tahun 2006 kemarin, Arcade Fire menghabiskan waktu mereka disebuah gereja kecil yang sudah disulap menjadi studio yang terletak di pinggiran kota Montreal. Mereka sedang menggarap album kedua mereka, Neon Bible.   Tiga tahun yang lau, album perdana mereka, Funeral telah mencetak sukses besar. Review positif terpampang di hampir seluruh media massa besar, salah satunya New York Times. Show mereka juga laris manis. Terlebih selepas rilis album baru mereka. Tak bisa dipungkiri bahwa live show mereka jauh lebih baik daripada album mereka sendiri, yang juga dinilai sangat bagus.   Show Arcade Fire yang diadakan pada tahun 2004-2005 semua laris manis. Mulai dari venue kecil sampai venue yang berkapasitas ribuan orang selalu dipadati oleh fans mereka setiap kali show. Ini lah yang menuntut mereka untuk memperbanyak frekuensi tour dan show. Tahun 2004-2005 benar-benar tahun yang super sibuk untuk Arcade Fire.   Setelah tahun yang padat akan show, di tahun 2006 kemarin mereka memutuskan untuk istirahat, sekaligus menggunakan waktu mereka untuk berkonsentrasi menggarap album baru. Mereka menemukan sebuah gereja tua di pinggiran kota kemudian menyulapnya menjadi sebuah studio musik. Mereka memindahkan alat dan ampli, membeli korden baru, mengisi kulkas mereka, dan bekerja disana. Semua dilakukan dengan santai. Sebuah kondisi yang kontras dengan dua tahun sebelumnya.   Natal 2006 kemarin, album mereka telah mendekati akhir penggarapan. Neon Bible dipenuhi oleh punk rock serta orkestrasi woodwinds Dihiasi juga oleh mandolin. Bagaimana mereka menggarap album baru mereka ini? Pertanyaan bagus yang akan terjawab di artikel berikutnya. [rad]banner-ads